Dosen Nuku Tidore Lakukan Pendampingan Kelompok Usaha

oleh -263 Dilihat
oleh

TIDORE KEPULAUAN – Dosen Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Nuku, kota Tidore Kepulauan melaksanakan kegiatan berupa pengabdian kepada masyarakat (PKM), pada Usaha Karya Cipta, melalui pendampingan kelompok usaha pengrajin bambu, bertempat di kelurahan Tomagoba, kecamatan Tidore, kota Tidore Kepulauan.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) tersebut di ketuai Drs Abdul Wahid Kamma dan sebagai Anggotanya Muhammad Hi. Hasan.

Ketua Pelaksana PKM pendampingan kelompok usaha, Drs. Abdul Wahid Kamma saat ditemui media ini di ruang kerjanya, Rabu (7/11) siang kemarin, mengatakan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) melalui pendampingan kelompok usaha bambu yang dilaksanakan ini, merupakan suatu program dari Kementerian Pendidikan Tinggi (Kemendikti). Dimulai sejak bulan Mei dan sampai pada Desember 2018.

“Kegunaannya untuk meningkatkan lagi kelompok usaha tersebut, karena masalah perkembangan usaha mitra yang kurang berkembang sehingga pendapatan usaha tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan dengan tata kelola pada usaha masih bersifat kekeluargaan dengan menggunakan teknologi sederhana sehingga optimalisasi produksi hanya masi terbatas, sehingga tingkat kreatifitas dan produktivitas tenaga kerja di bidang produksi masi kurang sehingga kualitas dan kuantitas barang kurang kompetitif di pasaran,” jelasnya.

lanjutnya, terkait dengan permasalahan yang dihadapi kelompok usaha, dirinya mengatakan, “agar harus melakukan strategi produksi yang berorientasi pada kemampuan pemasaran dengan memperhatikan unsur efisiensi dan efektivitas, dan perlu adanya perubahan tata kelola usaha dari tradisional ke manajemen modern yang berorientasi pada pasar, sehingga untuk menambahkan pendapatan usaha agar mitra usaha perlu melakukan produk untuk meningkatkan pendapatan usaha,” katanya menjelaskan.

Abdul Wahid juga mengatakan, PKM pengrajin Bambu ini sudah didirikan sejak tahun 2014 silam, namun sistem produksi pun masih bersifat kekeluargaan dengan sistem pesanan seperti di saat menjelang lebaran idul fitri maupun lainnya, sehingga nilai produksi tidak stabil atau nilai jual yang diperoleh tidak ada kepastian yang terima pada setiap bulan, disamping itu, tempat usaha PKM tidak tertata dengan baik bahkan tidak memiliki identitas usaha.

“Dengan terjadinya persoalan tersebut kami selaku mitra kerja melakukan langkah-langkah yakni pembenahan pada tempat usaha baik dari tempat maupun kebersihan pada usaha, pembuatan tempat penampungan bambu yang sudah kering dan pembuatan papan nama PKM,” terangnya.

Diakui Abdul Wahid, selama pendampingan telah nampak sudah adanya perubahan terutama pada penataan tempat usaha dan adapun juga kami selaku mitra kerja memberikan beberapa alat-alat penunjang seperti, pembelian bahan baku, gergaji, parang, minyak cat dan alat mesin bor listrik yang dapat digunakan oleh mitra guna memperlancar hasil produksi yang berkualitas. Agar dapat mewujudkan bila mana tempat usaha di kelola dengan pendekatan manajemen yang berorientasi terhadap pasar dengan tata kelola yang menarik dan profesional.

“Sehingga rencana langkah kongkrit yang kami ambil agar pelaksanaannya bisa tercapai yakni penataan pada kelompok, pemasaran produksi yang lebih luas dengan melalui sistem online dengan harga terjangkau, pemanfaatan limbah industri dan publikasi ilmiah melalui prosiding di Universitas Bosowa Makassar,” tutupnya. (Onco)

No More Posts Available.

No more pages to load.