TIDORE KEPULAUAN – Festival Buku Se Dou Kalaodi, merupakan satu dari empat rangkaian kegiatan utama untuk memperingati hari ulang tahun Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) ke-38 tahun yang akan berlangsungkan pada tanggal 17 November 2018 mendatang.
Festival buku se dou Kalaodi dalam pelaksanaannya mengusung tema, Kalaodi kampung ekologi yang dirilis dari hasil kajian Walhi Maluku Utara dan Festival Kawasan Timur Indonesia (FKTI) berdasarkan penelitian dan kajian atas sejarah, adat, dan geografis negeri Kalaodi.
Di kegiatan festival buku se dou Kalaodi tersebut, sejumlah adat dan budaya yang biasanya dilakukan oleh warga masyarakat Kalaodi pun ditampilkan, berupa pagelaran (pentas seni dan budaya) serta penyajian makanan khas.
Lurah Kalaodi, Abdul Riwayat Hidi dan pengurus Walhi Maluku Utara, saat menggelar konferensi pers di Kalaodi pada Kamis, 15 November 2018 sore kemarin, menyampaikan bahwa, festival buku se dou Kalaodi yang sarat akan tradisi masyarakat Kalaodi itu dalam rangkaian kegiatannya ditampilkan pagelaran, meliputi nyayian-nyanyian tradisional khas daerah yang dilantunkan saat bekerja.
“Di festival buku se dou Kalaodi ini banyak yang akan ditampilkan, seperti nyanyian tradisional yang merupakan lagu adat khas daerah ini, dimana masih sering didendangkan dalam pengolahan tanah, diantaranya kareci, moro-moro saluma, moro-moro bersihkan kebun, kabata duta, baikole, dana, hu ela, dan pandara iin,” kata Kades.
Selain nyanyian tradisional, festival buku se dou Kalaodi juga memperdengarkan tradisi baku balas pantun oleh para jojaru dan ngongare (cewek dan cowok) Kalaodi. Serta penyajian makanan khas daerah, maupun souvenir bernuansa daerah setempat.
Sebelum festival buku se dou Kalaodi, rangkaian pekan lingkungan hidup pesisir laut dan pulau-Pulau kecil di Maluku Utara oleh Walhi diawali dengan seminar nasional, mengangkat tema tentang “Peran dan fungsi ekosistem pesisir laut dan pulau-pulau kecil terhadap perubahan iklim.”
Kemudian di tanggal 18 November 2018 kegiatan penanaman hitam mangrove di Guruaping Kayoa, serta kegiatan ekowisata pesisir laut berbasis komunitas di pulau Guraci Halmahera Selatan pada tanggal 19-20 November 2018. (Red)