Ini yang Disampaikan Kapolres Ternate saat Memberikan Materi kepada KB FKPPI Malut

oleh -268 Dilihat
oleh

TERNATE – Kapolres Ternate Ajun Komisaris Besar Polisi Azhari Juanda S.IK menghadiri sekaligus memberikan materi tentang Bahaya dan Penanggulangan Radikalisme kepada para peserta Upgrading Kader Bela Negara DAN Seleksi Calon Peserta Pendidikan Kader Organisasi Tingkat Purna (TAKORNA) XV tahun 2020 Pengurus Daerah XXVIII KB FKPPI Maluku Utara. Sabtu (08/02/2020) di Aula Lanal Ternate.

Mengawali paparannya dihadapan 75 peserta, Kapolres Azhari Juanda memberikan pemahaman kepada peserta bahwa Indonesia adalah sebuah Negara Kepulauan dan diakui oleh dunia Internasional sejak terbitnya UNCLOS 1982.

Dengan demikian, kata Azhari, perairan/laut yang berada di antar pulau Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah kedaulatan NKRI yang tidak terpisahkan dengan wilayah daratan Indonesia. Namun konsekuensi logisnya, Indonesia harus memberikan akses bagi kapal asing untuk bisa melintasi perairan Indonesia yang disebut dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

Selanjutnya, Kapolres menyampaikan bahwa Indonesia itu kaya dan besar, yang mana terdiri dari 13.466 pulau, 1.340 suku bangsa, 700 bahasa, serta memiliki sumber daya alam yang melimpah baik di daratan maupun di laut hingga dasar laut.

Kapolres Ternate AKBP Azhari Juanda, S.Ik saat memberikan materi kepada KB FKPPI Malut

“Tentunya, kebesaran dan kekayaan Indonesia harus tetap kita jaga dan rawat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh,” jelas Kapolres.

Walau begitu, tambah Kapolres, seiring dengan dinamika perkembangan perpolitikan, Ilmu pengetahuan dan teknologi serta ekonomi global membawa pengaruh kepada situasi dalam negeri Indonesia. Ancaman nyata yang dihadapi saat ini antara lain adalah Terorisme, Radikalisme, Intoleran, serta Konflik Identitas (SARA).

“Keempat hal tersebut dapat berujung kepada Disibtegrasi Bangsa, oleh karena itu semua elemen anak bangsa harus benar-benar merawat, menjaga, dan berpegang teguh kepada 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Mengingat, keempat Pilar tersebutlah yang dapat menjadikan rumah besar yang bernama Indonesia tetap berdiri kokoh dan utuh selamanya,”

Lebih lanjut, orang nomor satu di Polres Ternate itu mengatakan bahwa, Radikalisme dan Terorisme dapat menimbulkan dampak buruk bagi Indonesia, antara lain terjadinya teror dan kekerasan yang menimbulkan keresahan bahkan ketakutan dalam masyarakat, bisa juga menimbulkan konflik horizontal maupun vertikal, dapat menyebabkan hilangnya harta benda bahkan nyawa sekalipun, terhambatnya perekonomian masyarakat, dan pada akhirnya bisa menimbulkan disintegrasi bangsa.

“Selanjutnya, kelompok radikal memiliki karakteristik tersendiri, seperti tidak toleran dimana tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain, fanatik yang keliru yakni selalu merasa benar sendiri dan menganggap orang lain salah, mengekslusifkan diri yakni membedakan diri/memisahkan diri dengan ummat lainnya baik intern maupun ekstern, serta bersikap revolusioner yakni cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan mereka,” jelasnya.

Selain itu, kepada peserta, Kapolres juga menjelaskan tentang media penyebaran paham radikalisme maupun terorisme yakni melalui pendekatan personal yang menyasar keluarga, teman dan orang-orang dekat, melalui forum diskusi seperti kelompok-kelompok kajian, melalui media publikasi yaitu poster, selebaran maupun tabloid, serta melalui Internet yaitu melalui website, Facebook, IG, Twitter, Whatshapp, Telegram, Chanel Youtube, dan media sosial lainnya.

Dikesempatan itu, Kapolres menekankan kepada para peserta bahwa, saat ini yang menjadi sasaran serangan paham radikalisme dan terorisme adalah pola pikir/mind set berupa pertarungan ide, paham, gagasan untuk memengaruhi masyarakat khususnya kamu milenial.

F

Oleh sebab itu, kata Kapolres, harus benar-benar dan berhati-hati dalam menggunakan media sosial atau Internet, mengingat media sosial dan Internet adalah media yang paling mudah dan murah untuk melakukan serangan dan mempengaruhi mind set masyarakat.

“Karena itu, sebagai anak bangsa yang cinta akan NKRI maka kita membutuhkan upaya kolektif untuk mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme agar tidak berkembang di Indonesia melalui kegiatan menanamkan jiwa nasionalisme dimulai dari keluarga, lingkungan tempat tinggal, sekolah serta di lingkungan kerja,” ujarnya.

“Menjadikan diri kita sebagai anak bangsa yang berpikiran positif dan terbuka serta toleran, kita harus waspada terhadap segala bentuk provokasi dan hasutan yang membenturkan agama satu dengan agama yang lain ataupun sesama agama, membangun jaringan dalam komunitas positif dan junjung tinggi perdamaian, serta masing-masing kita harus menjalankan aktivitas keagamaan dengan semangat dan jiwa toleransi yang tinggi,” ujar Kapolres, menambahkan.

Dirinya juga mengingatkan kepada peserta bahwa bahwa Indonesia ini adalah rumah besar bagi semua anak bangsa yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda baik agama, suku, ras dan antar golongan, sehingga tidak boleh ada salah satu pihak yang mengklaim bahwa Indonesia harus menjadi milik agama tertentu, atau suku tertentu atau ras tertentu ataupun golongan tertentu.

Kapolres pun berharap, KB FKPPI Malut dapat mengambil peran besar dalam upaya melalukan pencegahan terhadap perkembangan paham radikalisme dan terorisme di Indonesia, khusus di Maluku Utara, melalui kegiatan personal maupun secara organisasi FKPPI.

“Dengan demikian akan dapat mempersempit ruang gerak dari kelompok-kelompok radikal untuk mengembangkan paham mereka ke tengah-tengah masyarakat,” tutup Kapolres. (Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.