SOFIFI – Walupun ditengah pandemi Covid-19, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Maluku Utara (Malut) terus berupaya memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi. Menjaga hal tersebut dibuktikan dengan terus untuk mengupdate semua data pemilik usaha mikro kecil dan menengah yang ikut dihantam gelombang wabah Covid-19 saat ini.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Malut, Wa Jahria mengakui bahwa sampai saat ini data yang di update belum sepenuhnya rangkum. Bedasarkan data awal di bulan April lalu ada sekitar 842 pemilik usaha kecil dan menengah dari 10 kabupaten kota di Malut ikut dipengaruhi dampak Covid-19.
Dirinya juga menjelaskan bahwa alasannya kenapa semua data belum dilangkapi, hal ini karena pandemi Covid-19 samapi saat ini masih berlanjut. Semenjak update data di awal bulan April lalu, ditemukan dari data sebanyak 35.351 UMKM yang terdampak berjumlah 842 UMKM, selain itu untuk Koperasi dari kurang lebih 1.600 yang terdampak sebanyak 122 pemilik usaha Koperasi,”jelas kadis.
Dirinya juga mengatakan bahwa berdasarkan data di atas menunjukan bahwa angka terbanyak dari 10 kabupaten kota yang terdampak paling banyak yaitu Kota Ternate dan Kota Tidore.
“Dari seluruh data tersebut di bulan April kemarin kami sudah lanjutkan ke Kementrian selaku pengambilan kebijakan lebih lanjut, karena perogram-program Kementrian membutuhkan data-data dari masing masing daerah,”akunya.
Sedangkan, untuk capaian kerugian kita perlu data ril untuk menyampaikan itu dan untuk mencapai itu kita butuh data dari kabupaten kota untuk memasukan data tersebut untuk dilakukan perhitungan secara detailnya karena sampai sekarang kita pun belum mendapatkan data tersebut.
“Tetapi untuk mereka yang terdampak dari sektor mana itu ada datanya dan data itu ada. Sedangkan berdasarkan data yang paling banyak rata-rata terdampak yakni dari sisi maslahah pemasaran dan tingginya harga bahan baku,”jelas Kadis.
Olehnya itu, kita kemarin dari Tim pemerhati UMKM Malut kita sempat berdiskusi untuk bagaimana membantu permasalahan ini. Akhirnya kami bekerjasama dengan Telkom untuk membantu menyediakan sarana aplikasi pemasaran itu.
Sehingga teman-teman dari pemerhati UMKM dalam hal ini diketuai oleh pak Dr. Mokhtar Adam beliau mulai gencar-gencarnya sekarang kita bikin sektor balik ke Dinas Perikanan yang mempunyai pelaku usaha juga maupun UMKM sendiri.
“Sampai saat ini kita selalu duduk untuk sering berdiskusi walaupun hanya melalui Vidio Conference (Vicon) untuk membicarakan terkait dengan permasalahan-permasalahan ini. Olehnya itu kita berupaya untuk bagaimana bersama-sama untuk mendiskusikan hal ini, karena pemerintah tidak dapat bekerja dan berjalan sendiri tampa adanya dukungan maupun dari pihak akademis,” jelas Jahria.
Sementara, Dinas UMKM Malut sebelumnya suda mengajukan rencana pemberian stimulus. Namun kami terkendala dengan pemberian bantuan langsung namun tidak ada, tetapi kami hanya melewati program-program diman untuk menyentuh mereka yang terkendala anggaran.
“Karena terkendala anggaran, kami hanya dapat membantu ke rekofusing kegiatan untuk bagaimana mendorong dari sektor, dan itu hanya dapat dilakukan pada beberapa sektor pengusaha tekstil seperti tukang jahit untuk bagaiman kami mengidentifikasi dan kami menemukan bahwa ada beberapa tukang jahit yang betul-betul tidak bisa berproduksi.
Olehnya itu, kemarin langsung kita tawarkan kepada mereka untuk bagaimana kami melakukan pengadaan masker untuk semua. Sehingga ada beberapa UMKM yang kami ajak kerja sama dan mereka yang memproduksi dengan harapan melalui itu merek dapat mempunyai pendapat dari situ dengan harga yang mereka tentukan.
“Ada beberapa UMKM di Ternate dan itu yang kami fokuskan ke daerah yang penyebaran virus Corona (Covid-19) tinggi dalam hal ini Tidore dan Ternate,” akunya.
Nah, Untuk di Tidore kita lakukan di Sofifi juga ada yang kami bekerja sama dengan Wisa Tailor disini juga sekarang ada memproduksi itu, sementara di Ternate ada beberapa UMKM.
Kami juga di rekofusing mau menyentuh untuk pelaku usaha yang terdampak dan tidak mampu untuk menjalankan usahanya lagi, sebab sebagian dari mereka kan juga membutuhkan makan, sehingga menyambut hari Bhakti ini kami kemas dengan pemberian bantuan sembako.
Tetapi dalam pemberian sembako ini yang kami perlukan dia multi efek sehingga kami memasukkan Item sembako itu dari bagian produksi UMKM juga.
Contohnya, seperti ikan yang tadinya ikan kaleng kami ubah menjadi ikan Abon dan itu kita sudah menjajaki dan suplainya itu akan dari Tidore, Ternate dan juga Sofifi.
Sedangkan untuk minyak kelapa, hari ini kami masih melihat kesediaan produksi, tetapi dari kemarin sampai saat ini kendalanya di jumlah stok produksi.
Padahal kami mau agar minyak kelapa itu tidak lagi menggunakan minyak kelapa yang umum tetapi sudah menjadi prodak olahan UMKM lokal sendiri memang sudah ada beberapa suplai tapi kita belum bisa pakai karena belum higenis dan produksinya masih terbatas. (MS)