SOFIFI – Setiap perayaan HUT Provinsi Maluku Utara, pemerintah daerah melalui dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi diberikan tanggungjawab mengkoordinir kehadiran para tokoh pejuang pemekaran sebagai bentuk apresiasi terhadap jasa-jasa yang telah diberikan sehingga terwujudnya provinsi ke 33 sesuai amanat Undang Undang Nomor 46 Tahun 1999 Tentang Pemekaran Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara.
Hal ini dikatakan Plt. Kepala Dinas Kerasipan dan Perpustakaan Provinsi Maluku Utara Rahwan K Suamba pada seminar pembangunan dengan tema Refleksi Pembangunan Maluku Utara yang dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah Provinsi di lantai II kantor Gubernur Sofifi, Senin (12/10/20).
Rahwan saat memberikan materi menjelaskan, naskah sejarah pembentukan provinsi Maluku Utara yang dibacakan setiap tahun oleh tokoh pemuda dan ketua DPRD merupakan dokumen hasil penelusuran dan Forum Group Discussion (FGD) dimana didalamnya telah tertuang kronologis perjuangan dan nama-nama tokoh. Namun setiap tahun pula, ia terus menerima protes dari beberapa karena nama mereka tidak dimasukan dalam naskah sejarah.
“Secara kelembagaan, kami telah melakukan beberapa langkah untuk merangkumkan arsip sejarah pemekaran namun tetap menuai protes sehingga kami terus membuka ruang kepada masyarakat yang memiliki bukti keikutsertaan dalam perjuangan untuk diserahkan melalui dinas sehingga menjadi dasar revisi dokumen sejarah”, kata Rahwan.
Sementara itu, Arif Armaiyn, salah satu tokoh pemuda pejuang pemekaran tahun 1997 menyatakan seminar pembangunan yang dilakukan sangatlah menarik karena Pemerintah memberikan gambaran tentang hasil pembangunan namun ia berharap jangan dilakukan pada saat bersamaan dengan puncak kegiatan HUT karena terbatasnya waktu bagi kepala daerah untuk memberikan hasil pembangunan.
“seminar pembangunan ini menarik tapi kalau bisa tahun depan dilakukan beberapa hari sebelum hari puncak sehingga semua komponen pembangunan ikut serta”’ungkap Arif Armaiyn.
Sementara, Lutfi Adam, keluarga perintis pemekaran memberikan apresiasi karena setiap tahun tetap menghadirkan keluarga pejuang namun ia berharap pula agar keluarga yang hadir diberikan fasilitas yang baik karena sebagian dari mereka datang cukup jauh dari ibukota Sofifi.
“Torang tara menuntut cuman paling tidak ada semacam tanda penghargaan yang diberikan untuk keluarga karena sebagian dari keluarga ini tinggal jauh dari ibukota Sofifi”,harap Lutfi Sekedarit diketahui, Lebih dari 50 perwakilan keluarga Perintis dan pejuang pemekaran provinsi Maluku Utara menjadi peserta seminar. (**)