SOFIFI – Warga masyarakat Sulawesi yang sudah lama menempati Desa Galala memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Menariknya, warga Sulawesi ini melakukan peringati dengan gaya masing-masing diantaranya, suku Bugis, suku Makassar, suku Buton, suku Sangir, dan suku Gorontalo.
Peringati maulid Nabi Muhammad, ke 5 suku asal Sulawesi ini berlangsung di Masjid Al-Muhajirin Desa Galala dengan menggunakan beberapa istilah “Maudu/Baku” atau “Maudu Bayao” setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. “Maudu” adalah bahasa Makassar, diambil dari kata “Maulid”.
Sedang “Baku” adalah “Bakul” yang berasal dari ember, fungsi baku sudah digantikan oleh ember plastik. terdiri dari berbagai macam makanan dan lauk-pauk.

Selain itu, Peringati Maulida Nabi Muhammad disertai dengan kaddo, minynya atau ketan kuning, ikan Bandeng Parape, Ayam goreng, sambal goreng, nasi setengah matang (pamatara), mie goreng, juku kambu (ikan sudah dibumbui), juku tunu (ikan bakar dicabe’in), acar kuning, tumpi-tumpi (ikan dibumbui berbentuk segi tiga), telur warna-warni di dalam maupun di luar ember tadi.
Bahkan, ada juga yang memasukkan amplop berisi uang. Maka saat baku atau ember ini dibuka isinya, jadi rebutan bagi anggota keluarga. Terutama saat menemukan uang tadi,”ujar Ketua BTM Al-Muhajirin Rusdi Arfah, Selasa (20/10/2020).
Menurutnya, ada juga baku yang di luarnya masih dihiasi oleh telur warna-warni, tengah telur ini ditusuk kayu seperti bentuk sate, lengkap dengan hiasan kembang dan mode baju boneka dari bahan kertas minyak. Di ujung tusukan telur ini, biasanya juga terdapat lembaran uang lembaran kertas.
kemudian di bawa ke masjid, diatur dan dikoordinir oleh panita di masjid tersebut. Selesai prosesi maulid, yang biasanya dilakukan pembacaan dzikir, semua bakul tadi dibagikan sesuai nomor/nama namun sebelumnya dipertukarkan. Mirip jika acara tukar kado, atau cross kado.
Kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad gaya Sulawesi dengan menjunjung nilai-nilai adat budaya Maluku Utara. Tradisi yang masih dilestarikan masyarakat pendatang setempat sampai sekarang ini.
Selalu ketua panitia, dirinya mengajak kepada para tamu/undangan untuk memohon doa dan dukungan Dana pembangunan masjid Al-Muhajirin yang sementara ini dalam tahap pemasangan kubah masjid, menuju masjid ramah anak.
Peringati maulid dengan tema “Kita bentuk Akhlakul Karimah melalui ketauladanan rasulullah”.
Sementara, Ustadzah. Hj.Sida. A Bachmid, S.PdI,.M.Pd selaku pembawa hikmah mengajak pada tamu undangan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah dan menjadikan Nabi Muhammad sebagai tauladan dalam menjalankan pola kehidupan sehari-hari. (*)