BMKG Kepulauan Sula Beri Tanda “Warning” Dampak La Nina di Sula dan Taliabu

oleh -310 Dilihat
oleh
Mohamad Riva

Sanana – Sejumlah wilayah di Indonesia mengalami cuaca ekstrem imbas dari dampak La Nina. Fenomena cuaca ekstrem tersebut diperkirakan berlangsung memuncak pada Februari dan berakhir pada bulan April tahun 2021 mendatang.

Fenomena La Nina merupakan fenomena iklim global yang ditandai dengan adanya peningkatan suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik tengah ekuator.

Kepala Badan Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Emalamo Kepulauan Sula, Mohamad Rivanarudin, ST pada Senin, (26/10/20) dalam rilisnya mengataakan, berdasarkan hasil pemantauan hingga akhir September 2020 kemarin, terpantau anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan anomali iklim La Nina sedang berkembang,”ujarnya.

Menurutnnya, Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian (enam hari) terakhir dengan nilai anomali telah melewati angka -0.5°C yang menjadi ambang batas kategori La Nina,”sebutnya.

Sementara berdasarkan data BMKG dan pusat layanan iklim lainnya seperti NOAA (Amerika Serikat), BoM (Australia), JMA (Jepang) memperkirakan La Nina dapat berkembang terus hingga mencapai intensitas La Nina Moderate pada akhir tahun 2020, diperkirakan akan mulai memuncak pada Januari-Februari dan berakhir di sekitar Maret-April 2021.

Saat ini, kondisi cuaca diakhir bulan Oktober ini ada beberapa zona musim di wilayah Indonesia termaksud Kabupaten Kepulauan Sula dan Taliabu yang diperkirakan akan memasuki Musim Hujan, yaitu bulan Oktober – November akan mengalami peningkatan curah hujan pada bulan tersebut yang di akibatkan dari dampak La Nina terjadi hingga 40% di atas normalnya.

Olehnya itu, kami (BMKG, red) kembali mengingat untuk perlu diwaspadai oleh masyarakat yang ada di beberapa wilayah di Maluku Utara khususnya kepulauan Sula dan Taliabu yang dianggap rawan banjir dan tanah longsor.

Dari hasil pemantauan kondisi tersebut, Mohamad menyarankan, mendekati adanya peningkatan curah hujan seiring dengan awal musim hujan disertai peningkatan akumulasi curah hujan akibat La Nina yang diperkirakan pemicu potensi terjadinya bencana hidro-meteorologis seperti banjir dan tanah longsor.

Maka diharapkan agar para pemangku kepentingan dapat ikut serta untuk lebih optimal melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir misalnya dengan penyiapan kapasitas sungaid dankanal untuk antisipasi debit air yang berlebih akibat adanya peningkatan debit air.

Olehnya itu, kami mengibau agar masyarakat terus mengapdate perkembangan informasi dari BMKG dengan memanfaatkan kanal media sosial infoBMKG, atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat. (**)

No More Posts Available.

No more pages to load.