Proyek USAID SEA Mendukung Program Prioritas di Sektor Perikanan Berkelanjutan

oleh -260 Dilihat
oleh

TERNATE – Proyek Sustainable Ecosystems Advanced (USAID SEA) telah menyelenggarakan rangkaian kegiatan penutupan proyek USAID SEA di Provinsi Maluku Utara (Malut) sekaligus merayakan hasil capaian proyek yang dikerjakan melalui kemitraan erat dengan pemerintah daerah, para mitra pelaksana, dan pemangku kebijakan serta masyarakat lokal.

Proyek USAID SEA ini dilaksanakan untuk mendukung program prioritas pemerintah pusat dan daerah khususnya dalam sektor pengelolaan perikanan berkelanjutan demi meningkatkan produksi ikan dan ketahanan pangan serta pembentukan kawasan konservasi perairan untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

“USAID SEA bekerjasama dengan Pemprov Malut mendukung pembentukan 6 kawasan konservasi perairan (KKP) dengan total luasan 667,683 Ha. Tiga KKP yaitu Pulau Rao-Tanjung Dehegila (Morotai), Pulau Mare, dan Kepulauan Sula sudah dalam tahap penetapan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan,”ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Malut, Buyung Radjiloen, Jumat (11/12/20).

Buyung Radjiloen menambahkan bahwa kelestarian sumber daya laut sudah menjadi isu nasional dan global yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat luas. Seperti halnya di beberapa bagian di Indonesia. Di Malut, praktik perikanan illegal atau IUU fishing juga menjadi tantangan utama dan hal ini dapat mengancam ketersediaan ikan di Malut.

Dikesempatan itu juga, Acting Director Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia, Jason Seuc, dirinya memberikan penghargaan kepada para mitra dan Pemprov Malut khususnya DKP Provinsi Malut yang telah mengupayakan pengarusutamaan proyek ini dan memberikan akses dan kolaborasi pengelolaan Perikanan berkelanjutan selama masa pelaksanaan proyek.

Kata Jason, dengan komitmen yang tinggi serta bersama-sama telah mendorong pengelolaan sumber daya laut dan perikanan secara berkelanjutan. Pemerintah Amerika Serikat, melalui USAID, bangga atas hasil capaian dari hasil kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara,”katanya.

“USAID SEA telah membantu Pemda menyusun kebijakan dan peraturan berdasarkan data ilmiah dan proses yang partisipatif. Berdasarkan hasil penelitian perikanan karang, telah disusun sebuah rancangan gubernur. Peraturan ini bertujuan untuk menjaga potensi lestari ikan karang di level kurang lebih 1,450 ton per tahun dan memberikan dampak ekonomi yang lebih baik bagi banyak nelayan kecil dan pelaku usaha perikanan,”ungkap Jason.

Sementara, Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba yang diwakili oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Malut, Umar Sangadji, dalam sambutan penutupan kegiatan USAID SEA yang dilaksanakan di aula pertemuan perikanan Kota Ternate Selatan, Kelurahan Bastiong.

“Pemprov Malut menyambut baik serta memberikan apresiasi kepada Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID Indonesia atas pelaksanaan proyek USAID SEA selama lima tahun yang dimulai pada tahun 2016 lalu,”sebut Gubernur dalam sambutan tertulisnya.

“Seperti kita ketahui, Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Proyek USAID SEA telah melakukan kerja sama yang bertujuan mendukung Pemerintah Indonesia dalam memperkuat tata kelola sumber daya perikanan dan kelautan, serta konservasi keanekaragaman hayati di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 715 Indonesia.

Selama masa proyek, USAID SEA menginisiasi berbagai program dalam hal pengelolaan Perikanan Berkelanjutan, Kawasan Konservasi Perairan, Rencana Tata Ruang Laut, serta Penegakan Hukum dalam penanggulangan perikanan yang merusak dan ilegal (IUU Fishing).

Sejak dimulai tahun 2016 sampai sekarang, USAID-SEA Project telah mencatat pencapaian yang baik, dan harapan kami agar pencapaian tersebut dapat membantu DKP Maluku Utara untuk mewujudkan konservasi, keanekaragaman hayati laut dan juga pengelolaan sumber daya perikanan yang baik. Pencapaian ini tentu tak lepas dari kontribusi berbagai pihak yang terlibat dalam proyek ini.

Proyek USAID SEA akan segera berakhir, saya harapkan apa yang dicapai melalui proyek ini, dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan kita dapat mengambil pelajaran yang positif dimana hasilnya dapat digunakan untuk menyusun kebijakan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan di masa yang akan datang.

Kami juga sangat berterima kasih, karena Proyek USAID-SEA Project memilih Provinsi Maluku Utara sebagai wilayah percontohan, semoga provinsi lain juga dapat belajar dari keberhasilan Provinsi Maluku Utara, khususnya dalam hal pengelolaan kawasan konservasi perairan dan perikanan berkelanjutan.

Sekali lagi, Pemprov Malut menyampaikan terima kasih kepada USAID Indonesia, atas keberhasilan pelaksanaan Proyek USAID SEA di Malut. Selain itu, kami juga memberikan apresiasi yang tinggi atas kontribusi mitra-mitra pelaksana dan penggiat konservasi yang hari ini hadir dalam acara ini.

Proyek lima tahun (2016-2021) dengan total dana lebih dari USD 31 juta ini merupakan dukungan Pemerintah Amerika melalui USAID kepada Pemerintah Indonesia dalam upaya penguatan tata kelola sumber daya Perikanan dan konservasi laut di tiga provinsi dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan 715 yang meliputi provinsi Maluku, Malut dan Papua Barat.

Acara penutupan proyek yang dikombinasikan dengan pameran hasil proyek dalam rupa foto, desain alat peraga dan permainan, serta buku-buku publikasi ini dihadiri secara virtual dan offline oleh wakil mitra, penerima manfaat, pemerintah daerah, akademik, serta swasta. (**)

No More Posts Available.

No more pages to load.