SOFIFI – Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Maluku Utara (Malut), Selasa (5/1/20) menggelar konferensi pers penyampaian bukti kongkrit atas capaian progres kerja pembangunan infrastruktur tahun anggaran 2020, bertempat di kantor dinas PUPR Malut di Sofifi.
Kadis PUPR Malut, Santrani Abusama dalam keterangannya menyampaikan, konferensi pers bersama awak media ini dilakukan guna merefleksikan kembali hasil capaian kerja-kerja dinas PUPR Malut di tahun 2020, hal ini guna memperlihatkan sikap transparansi atas program-program kerja yang melekat pada dinas PUPR.
Dikesempatan itu, Santraini mengatakan, saat ini terdapat berbagai progres yang sedang dilaksanakan dan bahkan beberapa infrastruktur yang telah selesai di kerjakan dinas PUPR Malut.
“Infrastruktur yang dikerjakan pada tahun 2020 kemarin menurut saya sudah hampir mencapai 100 persen, salah satunya pembangunan infrastruktur jembatan Ake Buton yang dibangun di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan,”kata Santraini.
“Tak hanya itu, kita juga dapat melihat bersama seperti pembangunan mesjid raya Sofifi untuk tahap pertama sudah selesai dilaksanakan dengan menelan anggaran sebesar Rp. 38.860.000.000,-. Kemudian di badan-jalan di sekitaran mesjid raya Sofifi sudah selesai dikerjakan ditahap pertamanya,”sebutnya.
Pembangunan infrastruktur yang dikerjakan dibawah kepemimpinan Santraini Abusama ini merupakan komitmen bersama seluruh kepala bidang cipta karya maupun seluruh SDA untuk progres Infrastruktur Malut yang lebih baik kedepannya.
Lanjut, kata Santrani, Pembangunan Infrastruktur Malut yang di kerjakan dinas PUPR yang berlangsung dibawah kepemimpinan Gubernur Abdul Gani Kasuba dan Wakil Gubernur M. Al Yasin Ali ini terdiri dari beberapa Item kegiatan diantaranya :
Pertama, Air Minum, dimana dengan adanya air minim saat ini telah dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga yang telah memiliki akses air bersih sudah mencapai 68,4 persen yang sudah tersebar di beberapa tempat yang ada di kabupaten kota Se Provinsi Malut.
“Apalagi yang paling terpenting adalah wilayah Sofifi, olehnya itu saat ini kita sedang melakukan elaborasi guna kedepan kita dapat memproduksi air yang lebih banyak dengan cara memproduksi aliran air yang terletak di Kali Oba. Bahkan kita telah memprediksi air tersebut akan mencapai ke semua warga masyarakat yang ada di sini. Karena itu kita sedang berupaya untuk dapat sampai di KSR sehingga saat ini kita sedang menyiapkan anggaran sekitar 10 miliar.
Kedua, Sanitasi layak saat ini dalam persentase sudah mencapai 67 persen, hal ini berdasarkan laporan yang masuk dari seluruh kabupaten kota di Malut sehingga dapat mencapai angka tersebut, dan mengakibatkan angka beban untuk sanitasi layak dapat mencapai posisi itu.
Ketiga, untuk ruas jalan provinsi masih memiliki kontroversi yang sangat tinggi terhadap pembuatan jalan, dimana dengan ruas total jalan provinsi sekitar 1.276 km tingkat pemantapan tinggal setengah yaitu 52,33 persen dengan estimasi kurang lebih 666,88 km. Ditambah dengan pinjaman PT. SMI, jika dibayangkan provinsi dalam setahun anggran hanya dapat memproduksi jalan minimal pada angka 20 -30 kilometer.
Tetapi dengan adanya pinjaman SMI kita bisa melaksanakannya sampai dengan angka 80 km lebih dalam setahun. Artinya, terdapat efisiensi waktu dan anggran ketika dibuat dengan anggran dari PT. SMI akan ada penambahan rusa jalan.
Keempat, Untuk rehabilitasi jaring irigasi dibawah kewenangan pemerintah provinsi saat ini dengan rasio kurang lebih di angka 39, 53 persen yang sudah terlayani. “Kita lihat seperti saat ini terletak di Kobe dan Halmahera Tengah Alhamdulillah sudah tertangani.
Karena itu saya berharap khusus di Kobe, berdasarkan informasi yang didapat bahwa ada pembuangan limbah yang dilakukan di sana, untuk itu butuh perhatian ekstra.
Sebab kita juga tidak mau kalau jaringan irigasi ini terpengaruh oleh pembuangan limbah dari perusahaan setempat, olehnya itu dalam waktu dekat saya akan membentuk tim untuk memantau kondisi tersebut. Hal ini agar kebutuhan air yang akan mengalir tanaman dan lainnya tidak berdampak kepada akses kesehatan.
Jangan kita tidak hanya mendongkrak keuntungan ekonomi lalu mengabaikan aspek kesehatan di lingkungan masyarakat, karena jika dikonsumsi itu akan sangat berbahaya.
Kelima, Akses tata ruang saat ini kita telah menyelesaikan akses berupa Dokumen RTRW provinsi dan Dokumen RTR KSPdi Pulau Obi. Hal tersebut dilakukan agar ketika bekerja tidak melangkah sembarangan.
Keenam, Kemudian dari aspek Jakon, beberapa Minggu kemarin PUPR Malut telah selesai menyelenggarakan sertifikasi sebanyak 345 orang dan tenaga ahli yang tersertifikasi berjumlah 31 orang. Hal ini perlu dilakukan karena ketika orang saat ini mau melakukan pekerjaan harus memiliki sertifikat khususnya pada pekerjaan konstruksi.
Menurutnya, jika tidak memiliki sertifikasi tersebut maka sudah pasti kita akan mengambil orang atau tenaga ahli dari luar Malut. Olehnya itu Kabid Jakon melakukan pelatihan untuk teman-teman dari PUPR untuk melakukan diklat guna mendapatkan sertifikat kompetensi tersebut. (*)