
TERNATE – Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara (Sekprov Malut) Syamsudin A. Kadir mewakili Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba resmi membuka kegiatan Temu Wicara Seniman dan Budayawan Malut yang dilaksanakan Duta Kreator Indonesia dengan tema “Kolaborasi Merawat Warisan Budaya Moloku Kie Raha”. Bertempat di Royal & Fumction Hall Ternate, Sabtu (30/1/21).
Sesuai amanat UU Pemajuan Kebudayaan menempatkan kebudayaan sebagai haluan pembangunan nasional. Hal ini karena mencakup segenap sistem kehidupan sosial di Indonesia, kebudayaan sepantasnya ditempatkan sebagai garda terdepan dalam kehidupan berbangsa.
Hal ini disampaikan Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan Sekprov Malut, Samsuddin A. Kadir.
Samsuddin mengatakan, kebudayaan semestinya tidak dipandang sebagai salah satu sektor pembangunan, tapi justru sebagai tujuan dari semua sektor pembangunan,”katanya.
Selain menjadi tujuan, kebudayaan juga merupakan pondasi pembangunan dan ikut mendorong pembangunan dengan cara membentuk mentalitas dan wawasan masyarakat yang diperlukan bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Tak hanya itu, kebudayaan juga memberdayakan pembangunan, sebab telah menghadirkan sikap dan perspektif yang mengutamakan keselarasan antara manusia dan lingkungannya,”jelasnya.
Oleh sebab itu, perkembangan kebudayaan tak bisa dipisahkan dari perkembangan masyarakatnya. Dimana, UU Pemajuan kebudayaan menempatkan masyarakat sebagai pemilik dan penggerak kebudayaan nasional.
Kata Samsuddin sesuai sambutan tertulis gubernur menyampaikan, masyarakat sebagai pelaku aktif kebudayaan, dari tingkat komunitas sampai industri adalah pihak yang paling akrab dan paling paham tentang kebutuhan dan tantangan untuk memajukan ekosistem kebudayaan.
“Saya sangat mengapresiasi pelaksanaan Temu Seniman dan Budayawan saat ini. Kegiatan hari ini merupakan sebuah momentum penting untuk menjaga eksistensi kelestarian budaya Malut di masa yang akan datang,”ucapnya Samsuddin.
Hari ini semua komponen yang terkait, pemerintah sebagai pemangku kebijakan, kesultanan, para tokoh masyarakat, seniman, budayawan, pemerhati seni dan budaya dan seluruh stakeholder duduk bersama menyatukan ide dan gagasan dalam kerangka besar menjaga kelestarian warisan budaya Malut. Saya sepakat bahwa hal ini harus mendapatkan perhatian dari kita semua,”ujar Samsuddin.
Diakhir sambutannya, melalui Sekda Gubernur berharap, momentum ini akan menjadi cikal bakal lahirnya sebuah wadah yang kelak nantinya akan menjadi mitra pemerintah dalam memberikan rekomendasi terkait kebijakan Pemeliharaan dan Pengembangan Kebudayaan di Malut sebagai wujud implementasi dari rasa tanggung jawab masyarakat dan Pemerintah Daerah terhadap eksistensi dan kelestariaan warisan budaya Moloku Kie Raha di masa mendatang.
“Mari kita jadikan momentum hari ini sebagai pembangkit motivasi untuk membangun daerah ini, agar tatanan kehidupan masyarakat dalam bingkai adat seatorang di hari esok lebih baik daripada hari ini. Dan inilah wujud dari sebuah bentuk edukasi cinta terhadap budaya warisan leluhur kita,”ajaknya.
Untuk diketahui, turut hadir pada kegiatan tersebut antara lain Kapolda Malut yang diwakili Wakil Direktur Pamobvit Polda Malut, Ketua DPRD Malut, Kepala Dinas Parawisata Malut serta 62 orang peserta kegiatan dari berbagai unsur. (*)