Tokoh Masyarakat dan Agama Beri Apresiasi kepada Polresta Tidore atas Kinerja Pengamanan Kota

oleh -1240 Dilihat
oleh

TIDORE – Tokoh Masyarakat dan Tokoh agama Jojau di Kesultanan Tidore, Amin Faaroek, S.IP. menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja Kapolresta Tidore dalam menjaga ketertiban dan keamanan di kota tersebut.

Dalam wawancara singkat, Faaroek mengungkapkan bahwa baik sebagai individu maupun dalam kapasitasnya sebagai tokoh adat dan masyarakat, ia menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada Kapolresta Tidore, Kombes Pol. Yury Nurhidayat, S.I.K., M.H., beserta seluruh jajaran yang telah berkontribusi positif bagi masyarakat Tidore.

“Kinerja Kapolresta Pak Yuri Nurhidayat sangat didukung oleh masyarakat Tidore,” ujar Faaroek.

Ia menyoroti sejumlah peristiwa yang memperlihatkan kepedulian dan kehadiran kepolisian di tengah masyarakat. Salah satunya adalah pengamanan selama bulan suci Ramadan, di mana warga Muslim bisa menjalankan ibadah tarawih dengan tenang tanpa terganggu bunyi petasan. “Sungguh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, suasana di malam Ramadan kini lebih kondusif,” tambahnya.

Selain itu, pengamanan di setiap perayaan pesta juga menjadi perhatian khusus Polresta, yang selalu memastikan tidak ada gangguan bagi ketertiban umum. “Pak Yuri selalu memberikan arahan agar masyarakat menghindari minuman keras dan menjaga ketertiban bersama,” ujar Faaroek dengan penuh penghargaan.

Tidak hanya itu, sebagai seorang tokoh yang dekat dengan masyarakat, Faaroek juga mengemban amanah dari Polda Maluku Utara untuk mendukung kondisi aman dan kondusif menjelang Pilkada. Dalam setiap acara yang dihadirinya, seperti acara pernikahan, Faaroek tidak lupa menyampaikan pesan-pesan persatuan, mendorong masyarakat untuk menjaga kebersamaan meski terdapat perbedaan pilihan politik. “Kita boleh berbeda pilihan, tetapi keutuhan negeri ini harus selalu kita jaga,” tegasnya.

Di akhir wawancara, Faaroek menambahkan bahwa kenyamanan dan keamanan yang dirasakan masyarakat Tidore merupakan hasil nyata dari usaha kolektif yang melibatkan masyarakat, TNI, dan Polri. “Jantung dan darah mungkin berwarna sama merah, namun naluri manusia selalu berbeda. Jangan biarkan perbedaan menjadi jurang pemisah, mari kitorang jaga kebersamaan ini,” pungkasnya.

Baginya, Tidore adalah tempat yang terlalu indah untuk dibiarkan ternoda oleh konflik. Dengan penuh harapan, Faaroek mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga persaudaraan. “Tidore jang foloi”  Tidore memang terlalu indah untuk dilupakan. (Abj)

No More Posts Available.

No more pages to load.