Gebyar Budaya di Hibualamo: Sultan Tidore Ajak Warga Jaga Kamtibmas dan Keutuhan Pilkada

oleh -9423 Dilihat
oleh

HALUT – Sorak-sorai pendukung menggelegar saat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara nomor urut 1, Sultan Tidore Husain Alting Sjah dan pasangannya, tiba di lokasi kampanye.

Kehadiran mereka berdua menjadi puncak acara Gebyar Budaya yang berlangsung di Rumah Adat Hibualamo, Tobelo pada Jumat, 15 November 2024.

Ribuan warga dari berbagai penjuru Tobelo berkumpul untuk menyaksikan langsung Sultan Tidore dalam balutan suasana yang sarat akan tradisi lokal. Sejumlah pertunjukan budaya, seperti tarian Denge-Denge, paduan suara Valueles Angelousi Voire, hingga Cakalele, menyemarakkan acara.

Prosesi pembasuhan kaki atau Joko Kaha turut digelar sebagai penghormatan bagi Sultan Tidore, sebagai simbol pelindung masyarakat.

Dalam pidatonya, Sultan Husain menekankan pentingnya menjaga kedamaian dan ketertiban selama masa pemilihan kepala daerah. “Maluku Utara adalah tanah suci, dihuni para imam, ulama, dan pendeta. Mari kita jaga kesuciannya, bersihkan dari korupsi, kolusi, dan nepotisme,” ujar Sultan Husain dengan penuh harap.

Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa proses politik hanyalah sementara, sedangkan persaudaraan adalah kekal. “Momen pilkada ini hanya beberapa bulan. Namun, silaturahmi akan tetap abadi. Jangan biarkan ambisi mengalahkan rasa kekeluargaan kita,” katanya di hadapan ribuan pendukung yang memadati rumah adat.

Husain juga menyampaikan pesan personal yang mencerminkan kedalaman spiritualnya. “Ketika saya terpilih, saya hanya ingin hidup menjadi orang baik-baik di sisa umur saya ini,” tuturnya, menegaskan bahwa perjalanan politiknya bukanlah soal ambisi kekuasaan, melainkan panggilan untuk melayani.

Sebagai figur tradisional yang memadukan nilai-nilai adat dan politik modern, Sultan Husain telah menarik dukungan luas dari masyarakat adat hingga tokoh-tokoh politik di Maluku Utara. Pendekatannya yang menekankan harmoni dan kehormatan ini sejalan dengan warisan Kesultanan Tidore yang ia jaga dengan penuh tanggung jawab.

Malam itu, Gebyar Budaya tidak hanya menjadi panggung seni dan tradisi, tetapi juga momentum untuk menyatukan semangat warga Maluku Utara dalam menjaga kamtibmas dan persatuan, terutama di tengah dinamika pilkada yang semakin memanas. Sultan Tidore mengingatkan, bahwa di atas segalanya, kedamaian adalah fondasi utama untuk membangun Maluku Utara yang lebih baik. (Abj)

No More Posts Available.

No more pages to load.