Kampanye Akbar MASI AMAN dan HAS MALUT: Sebuah Seruan Persatuan dan Penghormatan

oleh -9115 Dilihat
oleh

TIDORE – Kampanye terakhir pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku Utara, HAS MALUT (Husain Syah dan Asrul Rasyid), serta pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Tidore, MASI AMAN atau Muhammad Sinen dan Ahmad Laiman, digelar dengan meriah di Kelurahan Gamtufkange, Kecamatan Tidore. Ribuan pendukung memadati lokasi untuk mendengar pidato penuh semangat dari kedua pasangan kandidat yang mengusung visi untuk membawa kejayaan bagi Tidore dan Maluku Utara.

Muhammad Sinen, yang akrab disapa Ayah Erik, membuka kampanye dengan penghormatan khusus kepada Ishak Naser, seorang tokoh yang disebutnya sebagai guru politik. “Tanpa Ishak Naser, saya tidak akan menjadi seperti sekarang. Ko Is adalah guru saya,” ucap Sinen dengan nada penuh rasa syukur.

Dalam kesempatan tersebut, Ayah Erik juga menyampaikan pantun yang menggambarkan keyakinannya terhadap kemenangan mereka:

“Tanggal 7 di Samada, tanggal 8 Masi Aman Tidak setuju Samada, Masih Aman ada Harapan.”

Sebagai politisi berpengalaman yang telah tiga periode menjadi anggota DPRD dan dua kali menjabat sebagai Wakil Wali Kota Tidore, Sinen menegaskan bahwa kemenangan MASI AMAN adalah keharusan. Ia bahkan mengutip data yang menunjukkan keyakinannya bahwa pasangan HAS MALUT akan meraih dukungan lebih dari 80 persen suara.

HAS MALUT: Sultan Tidore Sebagai Simbol Harga Diri

Husain Syah, calon gubernur Maluku Utara yang juga Sultan Tidore, menekankan pentingnya menjaga harga diri masyarakat Tidore. “Suka ataupun tidak suka, Sultan Tidore adalah harga diri orang Tidore,” tegasnya. Dalam pidatonya, Husain Syah memberikan penghormatan kepada masyarakat yang mendiami puncak Kie Matubu, simbol kekuatan dan persatuan Tidore.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada rakyat Maluku Utara, khususnya masyarakat Kota Tidore Kepulauan, yang telah mendukung perjuangannya. “Sekalipun saya mendapat penghinaan dari darah daging saya sendiri, saya maafkan. Karena ada kejujuran, keterbukaan, dan keikhlasan yang tertanam dalam diri saya,” ujar Husain Syah dengan nada penuh emosi.

Dalam bahasa Tidore, Husain Syah menyerukan ajakan untuk bersatu: “Jongon moi moi yang fangare duka se rasai papa yuma yaya se goa.” (Bapak-bapak, ibu-ibu, dan saudara-saudara semua, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada kalian).

Seruan untuk Memenangkan Pertempuran Politik

Calon wakil gubernur, Asrul Rasyid Ichsan, turut menyerukan komitmen untuk memenangkan Pilkada 2024. Ia mengajak pendukung untuk tetap solid dengan satu komando, mengingatkan sejarah perjuangan Kapita Tahane dan Kapita Nuku yang tidak pernah mundur dalam menghadapi tantangan.

“Memenangkan pertempuran ini bukan hanya soal politik, tetapi soal menjaga martabat tanah kelahiran kita,” ujar Asrul dengan tegas.

Kembali pada Kejayaan Maluku Utara

Dalam akhir kampanyenya, Husain Syah menegaskan bahwa Maluku Utara membutuhkan pembenahan serius setelah 25 tahun perjalanan yang penuh tantangan. Ia berkomitmen untuk mengelola pemerintahan dengan serius, tanpa memberikan ruang bagi pihak-pihak luar untuk menguasai tanah kelahiran mereka.

“Kita kembalikan kejayaan Maluku Utara. Jangan berikan kepercayaan kepada orang lain yang bukan terlahir di tanah kita,” tegasnya.

Kampanye malam itu ditutup dengan kalimat bijak dari Husain Syah: “Kalau pedang melukai tubuh, masih bisa diobati. Tapi lidah melukai hati, ke mana obat hendak dicari?” Sebuah pengingat bahwa perjuangan politik harus dilakukan dengan keikhlasan dan penghormatan kepada semua pihak.

Dengan semangat dan kepercayaan diri yang tinggi, pasangan HAS MALUT dan MASI AMAN bersiap menghadapi hari pencoblosan dengan keyakinan penuh akan dukungan rakyat Maluku Utara dan Tidore Kepulauan.

No More Posts Available.

No more pages to load.