TIDORE – Dalam upaya meningkatkan respons dan koordinasi dalam penanganan bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tidore Kepulauan meluncurkan inovasi baru yang diberi nama SIOKONA. Sistem ini merupakan akronim dari Sistem Informasi Pelaporan Kebencanaan dan Monitoring Penanggulangan, sebuah platform yang dirancang untuk memperkuat pengelolaan kebencanaan di wilayah Tidore Kepulauan.
Dalam wawancara singkat, Kepala BPBD Kota Tidore Kepulauan, Muhammad Abubakar, menjelaskan bahwa nama “SIOKONA” diambil dari bahasa Tidore yang berarti rasa iba atau kasihan terhadap kejadian. Filosofi ini mencerminkan semangat BPBD dalam menjalankan tugasnya untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana.
“Kami ingin SIOKONA menjadi simbol kepedulian dan kecepatan dalam penanganan bencana. Sistem ini dirancang untuk mempermudah pelaporan dan monitoring, sehingga bantuan dapat disalurkan lebih cepat dan tepat sasaran,” ujar Muhammad Abubakar di sela-sela peluncuran program.
Teknologi untuk Respon Cepat
SIOKONA memanfaatkan teknologi digital untuk mengintegrasikan data kebencanaan di seluruh kecamatan di Tidore Kepulauan. Sistem ini memungkinkan masyarakat, relawan, dan aparat pemerintah untuk melaporkan kejadian bencana secara real-time. Data yang terkumpul langsung masuk ke pusat kendali BPBD untuk dianalisis, sehingga langkah penanggulangan dapat segera dilakukan.
Muhammad Abubakar menjelaskan bahwa SIOKONA juga menyediakan fitur monitoring untuk memantau distribusi bantuan, kondisi korban, serta upaya rehabilitasi pasca-bencana. “Kami harap sistem ini menjadi solusi inovatif yang meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi di daerah rawan bencana,” tambahnya.
Harapan Besar untuk Masa Depan
Kehadiran SIOKONA mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Selain meningkatkan koordinasi internal BPBD, sistem ini juga memperkuat peran masyarakat dalam pengelolaan kebencanaan. “Semua pihak harus bersinergi. Dengan SIOKONA, kami yakin penanganan bencana di Tidore akan lebih optimal,” tegas Abubakar.
Di akhir wawancara, Muhammad Abubakar menegaskan bahwa inovasi ini bukan sekadar alat, tetapi juga wujud pengabdian dan rasa peduli kepada masyarakat Tidore Kepulauan.
“Semangat kami adalah menjadikan pekerjaan sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. SIOKONA adalah langkah kecil dengan dampak besar untuk kemanusiaan,” tutupnya.
Dengan SIOKONA, BPBD Kota Tidore Kepulauan berharap dapat menjadi contoh inovasi kebencanaan yang tidak hanya efektif, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai lokal dan kemanusiaan.(@b)