TIDORE -– Di tengah sukacita Idulfitri, Marwan Polosiri, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Maluku Utara, membuka pintu rumahnya di Kelurahan Cobodoe, RT 03, Kecamatan Tidore Timur.
Hari ketiga Syawal bukan sekadar perayaan, tetapi juga momentum mempererat tali silaturahmi dalam balutan kehangatan yang tulus.
Dalam jamuan sederhana namun berkesan, tersaji Gohu, hidangan khas Tidore dari ikan cakalang yang segar, ditemani singkong dan pisang rebus. Makanan ini bukan sekadar hidangan, tetapi refleksi dari budaya yang mengakar – bahwa kesederhanaan sering kali menyimpan kenikmatan yang lebih dalam. Pegawai Disnakertrans, para aktivis, jurnalis, serta Komunitas Jiung Café turut hadir, memperkaya suasana dengan diskusi ringan yang sesekali diselingi gelak tawa.
Di sela perbincangan, Marwan melontarkan pemikiran yang mengundang refleksi: “Maknai setiap detik tanpa harus terburu-buru. Biarkan jawaban hadir perlahan di setiap tanda tanya yang menyelinap ke lubuk terdalam. Berdamai dengan badai yang mengancam. Dan pada akhirnya, kau akan mengerti bahwa peperangan terbesar adalah menaklukkan diri sendiri.
Kata-katanya seakan menjadi pengingat bahwa Idulfitri bukan hanya soal perayaan, tetapi juga perenungan. Bahwa kemenangan sejati bukanlah tentang mengalahkan orang lain, melainkan tentang menundukkan ego dan mengasah kepekaan terhadap sesama.
Menutup pertemuan, Marwan menambahkan pesan yang dalam maknanya: “Kemuliaan sejati lahir dari kerendahan hati, dari kesediaan untuk menghormati dan menyayangi sesama. Sebab, siapa yang merendahkan orang lain, sejatinya ia sedang merendahkan dirinya sendiri.
Di bawah langit Tidore yang tenang, di antara hidangan sederhana dan perbincangan yang mengalir, tersirat makna bahwa silaturahmi sejati tak butuh kemewahan hanya ketulusan dan kesadaran bahwa hidup lebih berarti ketika dijalani dengan hati yang lapang. (@b)
