Dengarkan Suara Rakyat, Bukan Sekadar Formalitas: Reses DPRD Tidore Akan Digelar Akhir April

oleh -304 Dilihat
oleh

TIDORE – Di ruang hening tempat keputusan-keputusan besar kadang lahir tanpa suara rakyat, hari ini satu percakapan kecil tentang mendengar kembali mulai dikerjakan. Reses, yang dalam banyak mata hanya menjadi kegiatan rutin tahunan, kembali disiapkan oleh anggota DPRD Kota Tidore Kepulauan. Namun, semestinya, ini bukan sekadar ritual administratif. Ini adalah kesempatan bagi demokrasi untuk bernapas dari pinggiran.

Senin pagi, 14 April 2025, di sela rapat internal membahas RKPJ Wali Kota, Sekretaris DPRD Kota Tidore Kepulauan, Rudy Ipaenin, membuka ruang percakapan dengan media. Dengan suara tenang namun tegas, ia menyampaikan bahwa masa reses anggota dewan disepakati akan dilaksanakan pada akhir April, dengan rentang waktu maksimal enam hari.

“Tiga titik akan dikunjungi di setiap dapil. Ini bukan panggung politik. Ini momen mendengar, menyerap, dan mencatat dengan sungguh,” ujar Rudy, menepis asumsi lama bahwa reses hanya jadi ruang kampanye terselubung.

Reses adalah masa di mana para wakil rakyat meninggalkan kursi nyaman di ruang sidang dan berjalan ke kampung-kampung, lorong sempit, sudut dusun yang mungkin hanya sekali disapa dalam lima tahun. Di sanalah mereka akan bertemu dengan suara-suara riil: keluhan soal air bersih yang tak kunjung mengalir, anak muda yang kehilangan harapan kerja, atau petani yang merasa ditinggal kebijakan.

Dalam narasi idealnya, reses adalah upaya mengembalikan politik kepada rakyat. Bukan dengan janji, tetapi dengan telinga yang terbuka dan keberanian untuk mempertanyakan ulang arah kebijakan pemerintah daerah. Karena reses, sejatinya, adalah alat kontrol, bukan ruang selfie.

“Kami akan sampaikan kepada anggota dewan bahwa pertanggungjawaban mereka bukan sekadar formalitas administrasi, tetapi juga moral dan politis. Rakyat berhak tahu apa yang dilakukan oleh orang yang mereka pilih,” lanjut Rudy.

Sayangnya, tidak semua masyarakat tahu apa itu reses. Tidak semua tahu bahwa mereka punya hak untuk berbicara dalam forum-forum itu. Maka menjadi tugas bersama, termasuk media, untuk memastikan ruang ini tidak sunyi.

Akhir bulan nanti, saat para legislator berjalan menuju konstituennya, pertanyaan penting yang harus mereka bawa bukanlah: “Bagaimana saya bisa terpilih lagi?” tetapi: “Apa yang bisa saya perjuangkan untuk kalian?”

Dan bagi rakyat, saat itu adalah saat yang layak dimanfaatkan. Bukan untuk mengagungkan siapa-siapa, tapi untuk mengingatkan mereka yang duduk di kursi tinggi: bahwa kekuasaan sejatinya lahir dari suara yang kecil, yang kadang nyaris tak terdengar. (@b)

No More Posts Available.

No more pages to load.