Suara Ricuh di Stadion Gurabati: Walikota Tidore Serukan Evaluasi Wasit dan Penegakan Keamanan Jelang Putaran Kedua

oleh -404 Dilihat
oleh

TIDORE – Di tengah gegap gempita Gurabati Open Tournament XXVII-2025, aroma ketegangan mulai menyeruak dari tribun penonton. Pertandingan antara PUSAM Tomalou dan Persiga Gamtufkange di Stadion Gurabati yang berakhir imbang tanpa gol, justru meninggalkan jejak yang lebih dalam dari sekadar hasil akhir: kericuhan antar suporter.

Kota yang biasanya tenang ini, sore itu bergemuruh bukan karena selebrasi gol, melainkan desingan teriakan dan bayang-bayang kekerasan. Di balik kabut insiden itu, Walikota Tidore, Muhammad Sinen yang akrab disapa Ayah Erik menyerukan langkah cepat dan tegas.

“Panitia, pengelola tim, dan aparat keamanan harus duduk bersama. Kita tak bisa biarkan turnamen ini, yang seharusnya jadi ruang silaturahmi dan hiburan rakyat, berubah menjadi panggung konflik,” kata Ayah Erik saat ditemui usai pertandingan. Dalam nada yang tegas namun penuh kekhawatiran, ia mengungkapkan bahwa dirinya telah meminta Polresta Tidore dan panitia turnamen untuk mengundang para manajer serta koordinator suporter kedua tim.

Bagi Walikota, kunci menjaga atmosfer pertandingan tetap sehat terletak pada dua hal: kualitas perangkat pertandingan dan ketegasan dalam pengamanan. Ia secara terbuka mendorong agar panitia melakukan evaluasi menyeluruh terhadap wasit dan pengambilan keputusan di lapangan. Menurutnya, aroma ketidakpercayaan yang berkembang di tengah masyarakat sudah terlalu pekat untuk diabaikan.

“Banyak suara di luar sana yang curiga wasit memihak. Kecurigaan seperti inilah yang berbahaya jika dibiarkan. Saya minta panitia serius menyelesaikan ini, bila perlu datangkan wasit dari luar Maluku Utara agar keputusan di lapangan benar-benar objektif,” ujar Ayah Erik.

Namun bukan hanya di dalam garis putih lapangan yang menjadi perhatian. Ia juga menyoroti elemen yang kerap luput namun berbahaya: minuman keras. “Ini jelas pemicunya. Kejadian sore tadi juga dipicu oleh miras. Padahal sejak upacara pembukaan saya sudah tekankan: kalau ada penonton yang tercium bau alkohol, jangan beri akses masuk ke stadion,” tegasnya.

Dengan nada penuh keprihatinan, Walikota mengajak seluruh elemen panitia, aparat, hingga suporter untuk kembali pada semangat awal turnamen: persaudaraan, kebersamaan, dan sportivitas.

“Gejolak di putaran pertama ini nyata. Kita tak bisa menutup mata. Tapi ini bukan soal menyalahkan, ini soal menata. Kita semua harus bekerja sama menjaga turnamen ini tetap menjadi kebanggaan warga Tidore, bukan momok yang menakutkan,” pungkasnya.

Gurabati Open Tournament belum usai. Masih ada putaran kedua menanti. Namun yang lebih penting dari siapa yang akan juara, adalah apakah kota ini mampu menjaga api olahraga tetap menyala tanpa membakar rumahnya sendiri. (@b)

No More Posts Available.

No more pages to load.