Komisi 3 DPRD Tidore Kepulauan Gaungkan Aspirasi Olahraga di Kemenpora: Langkah Kecil untuk Lompatan Besar

oleh -169 Dilihat
oleh

JAKARTA — Di ruang rapat yang tinggi di lantai 3 Graha Pemuda Kemenpora, Rabu (21/5/2025), semangat dari pulau kecil di timur Indonesia menyeruak kuat. Komisi 3 DPRD Kota Tidore Kepulauan, yang dipimpin Ardiansyah Fauji, membawa suara masyarakatnya yang mendambakan perubahan: perbaikan sarana olahraga, pembangunan Gelanggang Olahraga, dan sebuah tekad besar menjadi tuan rumah bersama Pra-Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Pra-POPNAS) 2025.

Pertemuan ini lebih dari sekadar rapat kerja. Ia adalah ruang artikulasi tentang mimpi kolektif. Deputi III Pembudayaan Olahraga Kemenpora dan jajaran teknis menerima langsung delegasi Komisi 3 dengan penuh keterbukaan. Tidak ada janji manis, tapi ada dialog hangat dan bahasa saling percaya sebuah awal yang penting dalam peta jalan diplomasi olahraga daerah.

“Melalui forum ini, kami menyampaikan aspirasi masyarakat Tidore yang sangat antusias terhadap pengembangan potensi generasi muda melalui olahraga,” kata Ardiansyah. Kalimatnya lugas, tetapi sarat makna: tentang harapan yang bertumpu pada semangat kolektif dan sumber daya lokal yang terus diperjuangkan.

Komitmen tidak hadir dalam ruang kosong. Usulan perbaikan dan pembangunan fasilitas tidak hanya untuk Pulau Tidore, tetapi juga kawasan Oba, menjadi cermin kesadaran politik lokal terhadap kesetaraan wilayah. Dalam konteks Indonesia yang luas dan berlapis, keadilan spasial seperti ini sering menjadi barang langka.

Deputi Kemenpora menyambut baik inisiatif dari Timur itu. Bagi Kemenpora, kesiapan dan kemauan daerah adalah syarat utama partisipasi dalam pembinaan olahraga nasional. Dan Tidore, melalui suara parlemen daerahnya, menunjukkan bahwa semangat itu nyata.

Namun, seperti mimpi lain yang besar, jalan ini masih panjang. Koordinasi teknis, evaluasi lapangan, dan penguatan komitmen pemerintah daerah akan menjadi fase berikut. Tapi satu hal sudah dimulai: pembicaraan, keterbukaan, dan pengakuan.

Ardiansyah menyadari ini bukan kerja satu malam. Tapi ia percaya, dengan kerja bersama dan niat tulus, Tidore tidak sekadar menjadi penonton dari kejayaan olahraga nasional. Ia bisa menjadi panggung itu sendiri tempat anak-anak muda menari di atas lapangan dengan harapan dan harga diri.

Di ujung pertemuan, tidak ada selebrasi. Tapi bagi mereka yang hadir, hari itu telah memberi bekal penting: pengakuan bahwa pulau kecil juga bisa bicara keras, dan bahwa olahraga adalah jalan lain menuju keadilan sosial dan martabat daerah.

Dan di situlah, cerita Tidore terus ditulis dengan langkah kecil, tapi dengan arah yang jelas.(Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.