Pemerintah Kota Tidore Kepulauan Luncurkan Gerakan Cegah Stunting

oleh -41 Dilihat
oleh

TIDORE – Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga berdampak pada kualitas sumber daya manusia dan masa depan bangsa, karena Anak-anak yang mengalami stunting akan memiliki potensi yang lebih rendah dalam tumbuh kembang, baik secara fisik maupun kognitif.

Hal tersebut disampaikan Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Taher Husain, saat mewakili Wali Kota Tidore membuka dengan resmi Gerakan cegah Stunting di Kota Tidore Kepulauan yang berlangsung aman dan lancar di Aula Nuku, Kantor Wali Kota Tidore, Kamis (21/8/2025).

Mengawali sambutan Wali Kota, Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Taher Husain mengatakan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dirilis Kementerian Kesehatan prevalensi stunting Kota Tidore Kepulauan turun signifikan menjadi 16.6% dari 21.3% namun angka ini belum capai target di tahun 2024 yaitu 14%, sehingga pemerintah Kota Tidore Kepulauan sangat berkomitmen untuk terus berupaya menurunkan angka stunting di Kota Tidore Kepulauan melalui berbagai program dan kegiatan.

“sehingga Gerakan cegah stunting ini merupakan salah satu upaya kita untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang, khususnya pada 1000 hari pertama Kehidupan, untuk itu, saya mengajak seluruh elemen Masyarakat, mulai dari keluarga, stakeholder Tingkat kota, kecamatan dan desa/kelurahan dan tim TPPS untuk bersama-sama bersatu padu dalam Gerakan ini, mari kita jadikan keluarga sebagai garda terdepan dalam pencegahan stunting, ” kata Taher.

Taher juga menambahkan, kegiatan ini merupakan momentum penting untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi, serta komitmen nyata untuk memastikan generasi penerus tumbuh sehat, cerdas dan siap bersaing yang pada akhirnya melahirkan masyarakat Kota Tidore Kepulauan yang lebih maju dan lebih produktif.

Sementara, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan Saiful Salim mengatakan, Stunting merupakan masalah gizi kronis yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia, baik dalam aspek kognitif maupun produktivitas. Permasalahan stunting tidak sekadar menjadi isu kesehatan, melainkan telah berkembang menjadi indikator kritis yang mencerminkan kegagalan pembangunan multidimensi di Indonesia, sehingga Stunting kini menjadi sorotan dalam ranah kesehatan masyarakat karena tidak hanya menghambat pertumbuhan anak, tetapi juga meningkatkan risiko terkena penyakit, kematian, serta mengganggu perkembangan motorik dan kognitif.

”Namun di Kota Tidore Kepulauan sendiri masih menjadi isu yang memerlukan perhatian dan kerjasama kita semua, meski terjadi penurunan prevalensi stunting yang sangat signifikan dari 21,3 % (2023) menjadi 16,6 % (2024) atau mengalami penurunan sebesar 4,7%, namun demikian belum mencapai target yang ditetapkan pemerintah pusat yakni <14 persen, ” kata Saiful.

Saiful juga menambahkan, Gerakan cegas stunting diselenggarakandengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup generasi muda agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta memperkuat komitmen bersama untuk terus berupaya menurunkan angka prevalensi stunting meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menciptakan Kota Tidore Kepulauan yang sehat dan sejahtera.

DR Aspar Abdul Gani, S.KM. M Kes menghadirkan sebagai Narasumber.

Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Tim penggerak PKK Kota Tidore Kepulauan Ny. Rahmawati Muhammad Sinen, Perwakilan Dharmawanita Persatuan Kota Tidore Kepulauan, pimpinan OPD dan seluruh peserta cegah stunting. (@b)

 

<

No More Posts Available.

No more pages to load.