SOFIFI – Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara (Malut), Drs. Samsuddin A Kadir menyatakan Pemprov berkomitmen mendorong UMKM agar naik kelas.
Untuk mewujudkan hal itu, tentu kata Samsuddin pelaku usaha harus diberikan pembinaan baik untuk manajemen usaha, kualitas produk, hingga strategi pemasaran.
“Kami mendukung apa yang disampaikan pak Ketua DPRD,
untuk pembinaan jadi prioritas untuk UMKM bisa maju,”ujar Samsuddin seperti dikutip pada laman, rri.co.id, Rabu (29/6/2022).
Mantan Pj. Bupati Pulau Morotai ini mengatakan, perintah Presiden Joko Widodo untuk belanja APBN maupun APBD harus 40 persen buatan Indonesia, atau barang lokal.
Namun, pada pelaksanaannya tentu dihadapkan dengan sebuah persoalan, yakni produk UMKM belum mampu memenuhi permintaan barang pemerintah.
“Nah permasalahannya bahwa pada pelaksananya agak susah mencapai barang barang lokal ini dengan target presiden itu,”kata Samsuddin
Meski begitu, pihaknya secara perlahan terus mendorong kemajuan UMKM, bahkan katalog lokal milik Pemprov Malut juga sudah terdapat sejumlah UMKM yang masuk sebagai penyedia.
Targetnya adalah bagaimana mendorong supaya produk UMKM ini secara kuantitas meningkat dan kualitasnya semakin baik. Karena target marketnya tidak hanya lokal tapi sudah harus bersaing di level nasional dan internasional.
“Kalau nanti UMKM ini sudah produksi barang tambah banyak masuk ke katalog lokal ini berarti kita belanja enak nantinya,”imbuhnya.
Sementara, Kadis Koperasi dan UKM Malut, WA Zaharia juga mengapresiasi perhatian Ketua DPRD Kuntu Daud. Menurutnya, usulan tersebut sangat baik.
Ia mengatakan, saat pembentukan panitia Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang rencananya Kick Off pada 5 Juli 2022 mendatang juga membahas penggunaan produk lokal.
“Memang sudah saatnya kita menggunakan produk khas daerah, baik pemerintah, BUMN, BUMD, maupun seluruh lapisan masyarakat yang berada di Maluku Utara,”ungkap Wa Zaharia
Sebelumnya politisi PDI Perjuangan Kuntu Daer meminta agar Pemprov lebih serius memperhatikan sektor UMKM, pasalnya mereka memiliki peran besar dalam menggerakkan perekonomian di daerah.
Salah satu wujud kebanggaan kita terhadap produk UMKM adalah dengan menggunakan produk tersebut. Misalnya, kata Kuntu ASN diwajibkan menggunakan batik atau baju adat daerah di hari tertentu pada jam kantor.
“Selain itu, dalam kegiatan rapat baik tamu dari pusat maupun kabupaten/kota menu makanan atau snack dan minuman harus produk UMKM. Ini baru bilang bangga buatan UMKM,”jelasnya. (*)