Merah Putih di Tanjung Mafutabe, Dari Sejarah Menjadi Milik Bersama

oleh -94 Dilihat
oleh

TIDORE KEPULAUAN – Peringatan pengibaran Bendera Merah Putih pertama di kawasan Indonesia Timur kembali menghadirkan renungan mendalam. Bagi Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Ahmad Laiman, peristiwa di Tanjung Mafutabe, Kelurahan Mareku, bukan sekadar seremoni tahunan. Ia menyebutnya sebagai warisan sejarah yang harus dirawat bersama, bukan hanya milik warga Mareku atau Tidore Utara, tetapi seluruh masyarakat Kota Tidore Kepulauan.

“Peristiwa berkibarnya Merah Putih di Tanjung Mafutabe bukan hal biasa. Perlu ada urun rembuk dari kita semua, baik Pemerintah Daerah maupun keluarga besar Mareku, agar peristiwa ini menjadi milik daerah,” kata Ahmad Laiman dalam ramah tamah Festival Juangga III, Senin (18/8/2025).

Menurutnya, momentum ini adalah bentuk penghargaan kepada para tokoh dan orang tua terdahulu yang telah berani mengibarkan bendera sebagai tanda pengakuan kedaulatan Indonesia. “Mereka menampilkan semangat patriotisme yang luar biasa. Itu yang harus kita jaga,” ujarnya.

Ahmad Laiman juga menyinggung peran penting sangaji jiko malofo dalam perjalanan politik dan sosial, bukan hanya di Tidore Kepulauan, tetapi juga dalam sejarah Kesultanan Tidore. “Patriotisme yang ditunjukkan generasi pendahulu, anak cucu sangaji itu, jangan hanya tinggal dalam ruang publik sebagai cerita. Sudah saatnya diwujudkan dalam praktik nyata, dengan Pemerintah Daerah hadir secara formal sebagai Inspektur Upacara di Tanjung Mafutabe,” katanya menegaskan.

Festival Juangga III tahun ini sekaligus dirangkaikan dengan parade juanga, menjadi ruang kolektif bagi masyarakat untuk merayakan semangat kemerdekaan. Hadir pula Ketua Tim Penggerak PKK Kota Tidore Kepulauan Rahmawati Muhammad Sinen, Ketua I Tim Penggerak PKK Sumiyati Ahmad Laiman, pimpinan OPD, para sangaji, dan masyarakat Mareku.

Di antara kemeriahan itu, tersimpan pesan yang lebih dalam: Merah Putih yang pernah berkibar di Tanjung Mafutabe adalah simbol keberanian dan persatuan. Kini, tugas generasi sekarang adalah memastikan bahwa sejarah itu tidak hanya dikenang, tetapi juga dirawat sebagai identitas bersama Kota Tidore Kepulauan.(@b)

<

No More Posts Available.

No more pages to load.