Perlindungan Atlet Dimulai, ASKOT PSSI Tidore Jajaki Kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan

oleh -52 Dilihat
oleh

SOFIFI – Di balik gemuruh sorak penonton dan semangat di lapangan hijau, profesi pesepakbola menyimpan risiko besar: cedera, cacat permanen, bahkan kehilangan nyawa. Sayangnya, para atlet lokal kerap menjalani semua itu tanpa perlindungan yang memadai.

Melihat kenyataan tersebut, Asosiasi Kota (ASKOT) PSSI Tidore Kepulauan mengambil langkah berani. Bertempat di Kantor Disnakertrans Provinsi Maluku Utara, ASKOT resmi menjajaki kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk menghadirkan jaminan keselamatan bagi atlet, ofisial, dan wasit di bawah naungannya.

“Sepak Bola Bukan Sekadar Hiburan”

Ketua ASKOT PSSI Tidore menegaskan, profesionalisme sepak bola tidak hanya diukur dari kompetisi yang rapi atau regulasi yang ketat, tetapi juga dari bagaimana pelaku di lapangan terlindungi.

“Mulai dari benturan ringan hingga cedera serius, risiko selalu mengintai. Di Liga 1, seluruh pemain, ofisial, dan wasit wajib diasuransikan. Kami ingin standar itu juga hadir untuk Tidore Kepulauan,” ujarnya.

Ia mencontohkan praktik di Eropa, di mana setiap pemain sepak bola sudah dijamin asuransi. Klub maupun federasi tidak lagi repot menanggung biaya cedera karena semua sudah dialihkan ke lembaga perlindungan. “Inilah yang seharusnya juga kita perjuangkan di daerah,” tambahnya.

Dukungan Kuat dari BPJS

Inisiatif ini disambut positif oleh Kepala BPJS Ketenagakerjaan Maluku Utara, Alit Mahendra. Ia menilai langkah ASKOT sebagai terobosan yang patut ditiru.

“Profesi apapun di Maluku Utara berhak atas perlindungan. BPJS Ketenagakerjaan berpengalaman melindungi atlet, dengan jaminan pembiayaan penuh dari cedera ringan, cacat permanen, hingga santunan kematian. Apa yang dilakukan ASKOT PSSI Tidore adalah bukti bahwa sepak bola bukan sekadar hiburan, tapi juga profesi yang harus dihargai,” kata Alit.

Ia menambahkan, skema perlindungan akan disesuaikan dengan kelompok usia atlet. Bahkan, sejumlah SSB di Maluku Utara sudah lebih dulu mendaftarkan pemainnya. “Kini giliran Tidore menunjukkan langkah besar,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Disnakertrans Maluku Utara, Dr. Marwan Polisiri, menilai gagasan ini visioner dan sejalan dengan program pemerintah melindungi pekerja rentan.

“Tidak boleh ada lagi atlet yang dibiarkan tanpa jaminan ketika kecelakaan menimpa. ASKOT PSSI Tidore telah memulai langkah penting, yang akan menjadi pijakan baru bagi sepak bola Maluku Utara yang berdaya saing,” tegasnya.

Fondasi Masa Depan Sepak Bola Tidore

Dengan rencana kerjasama ini, ASKOT PSSI Tidore berharap pemain, pelatih, hingga perangkat pertandingan bisa menjalani profesi dengan lebih aman dan tenang. Perlindungan ini juga diyakini akan membuka jalan bagi pengelolaan sepak bola yang lebih modern, profesional, dan berorientasi pada kesejahteraan.

ASKOT optimis, perlindungan ketenagakerjaan akan menjadi fondasi penting untuk melahirkan atlet berprestasi sekaligus terlindungi, membawa Tidore Kepulauan melangkah lebih percaya diri di kancah sepak bola Maluku Utara maupun nasional. (@b)

<

No More Posts Available.

No more pages to load.