Alwi La Masinu Minta Perhatian Serius Pemerintah Terkait Balita Gizi Buruk di Pulau Obi

oleh -309 Dilihat
oleh

HALMAHERA SELATAN, tvonlinetidore.net – Putra asli Obi, Alwi La Masinu yang merupakan Ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Geografi STKIP Kie Raha Ternate meminta kepada pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan terlebih Pemerintah Desa Soligi, Kecamatan Obi Selatan agar memperhatikan seorang balita bernama Masya Laudi (1,7 bulan) yang mengalami gizi buruk.

Hal itu disampaikan olehnya mengingat desa tersebut masuk dalam kawasan lingkar tambang yang mana seharusnya lebih diperhatikan oleh pihak-pihak terkait terutama soal kesehatan.

Menurut Alwi yang juga sebagai ketua Forum Akademisi Kepulauan Obi (FORAPO) Maluku Utara itu bahwa penyebab gizi buruk terjadi jika tubuh tidak mendapatkan cukup gizi untuk bisa berfungsi dengan baik. Dan bila hal itu terjadi maka akan memperlabat tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak bila dibandingkan dengan anak yang normal.

“Bicara kurang gizi berarti kita berbicara soal kebutuhan pangan yang berkaitan erat dengan masalah ekonomi,” kata Alwi via aplikasi tukar pesan (WhatsApp), Sabtu (29/06/2019).

Untuk itu Alwi meminta agar Kepala Desa Soligi, Madaisi La Serali bersama anggotanya supaya lebih sigap dalam mengambil langkah-langkah kongkrit. Seperti melakukan evaluasi data-data Demografi terutama dari angka fertelitas sampai pada umur balita 1-5 tahun keatas serta bekerja sama baik antara petugas polindes dan petugas kesehatan kecamatan di Wayaloar.

“Sehinga dengan begitu kita bisa tau apa yang menjadi derita kesehatan dari masyarakat setempat,” tuturnya.

Sementara soal kebutuhan pangan yang kaitannya dengan ekonomi dari keluarga tersebut, Alwi menyarankan kepada pihak pemerintah desa untuk melakukan pemberdaayan masyarakat melibatkan orang tua pasien Masya Laudi bernama Laudi Warang sehingga dengan begitu diharapkan dapat membantu keluarga tersebut.

“Saya yakin kalu itu dilakukan Insya Allah, hasil pendapatannya tiap bulan dapat digunakan untuk kebutuhan keluarganya,” pungkas Alwi.

Sedangkan terkait dengan gizi buruk, Alwi menyarankan agar pemerintah desa Soligi bisa punya data-data tentang balita gizi buruk supaya melakukan koordinasi dengan PT. Harita Gorup terutama yang menangani bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), sebab ada hak-hak masyarakat dalam lingkar tambang tentang kesehatan seperti yang dijelaskan dalam Permen ESDM Nomor 41 Tahun 2016 tentang Pengembangan Masyarakat pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

“Kalaupun usulan ini tidak dianulir maka ada sikap dan ketegasan yang dilakukan oleh pemdes dan masyarakat lingkar tambang,” tutupnya.

Untuk diketahui, dua balita di pulau Obi itu, masing-masing Masya Laudi (1,7 bulan) bulan dan Muhammad Fahri (8 bulan) tahun menderita penyakit gizi buruk. Keduanya sempat mendapatkan penanganan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuha. Dan saat ini, kedua balita tersebut diketahui telah membaik, sehingga pihak dokter RSUD Labuha mengeluarkan rekomendasi untuk perawatan di rumah masing-masing.

“Sementara ini mereka berdua jalani rawat jalan di polik anak karena kesehatan keduanya sudah membaik,” kata Kepala Dinas Kesehatan Halmahera Selatan, Akhmad Raja, baru-baru ini.

Sebelumnya, Masya Laudi balita gizi buruk asal Desa Soligi Kecamatan Obi Selatan, dirawat di Puskesmas Obi. Dalam penangananya, Masya Laudi yang mengalami gizi buruk sejak bulan Mei itu sempat melakukan pemeriksaan di RSUD Labuha pada Selasa 18 Juli lalu lewat rujukan dari Puskesmas Obi. Namun, Masya sendiri baru dibawa oleh orang tuanya ke RSUD Labuha pada tanggal 21 Juli, disebabkan orang tuanya baru memiliki biaya untuk berobat Masya. (Red)

<

No More Posts Available.

No more pages to load.