Kelurahan Mafututu dan GAMUTU Gelar Rapat Persiapan Pelangi Budaya Negeri Tidore ke-XI

oleh -268 Dilihat
oleh

TIDORE KEPULAUAN, tvonlinetidore.Net – Kelurahan Mafututu bersama tokoh masyarakat serta Generasi Muda Mafututu (GAMUTU) menggelar rapat untuk membahas penyelenggaraan kegiatan Pelangi Budaya Negeri Tidore ke XI tahun 2019, bertempat di kantor Kelurahan Mafututu pada Sabtu, 21 September 2019.

Rapat itu dipimpin langsung oleh Kepala Kelurahan Mafututu, Ishak Mustari dan dihadiri perangkat kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama serta GAMUTU.

Dalam rapat tersebut, menyepakati kepengurusan panitia kegiatan Pelangi Budaya Negeri Tidore ke XI tahun 2019 yang dipercayakan kepada Rustam Ade, selaku ketua panitia, Sfardudin M. Taher sekretaris panitia, dan bendahara panitia dipercayakan kepada Zasiyah Jainyuddin. Untuk waktu pelaksanaan kegiatan, berdasarkan mufakat, jatuh pada hari Rabu, 23 Oktober 2019 dan untuk format kegiatan tobo safar akan dimatangkan lewat koordinasi dengan pihak terkait.

Ketua Panitia Rustam Ade melalui rilisnya kepada media ini, menjelaskan bahwa, pihaknya menginginkan agar kegiatan ini bisa diformat secara inklusif, terbuka bagi partispasi seluruh elemen, baik di Mafututu maupun lainnya sebab kegiatan ini sudah menjadi miliki bersama.

“Oleh karenanya, konsep acara akan berbeda dengan yang sebelumnya,” katanya.

Sementara Kepala Kelurahan Mafututu, Ishak Mustari yang juga selaku penanggung jawab pelaksana kegiatan, mengutarakan bahwa, agenda tobo safar adalah agenda kebudayaan yang sejak dulu telah rutin dilaksanakan oleh masyarakat Tidore, khususnya di Mafututu.

Kegiatan itu, kata Lurah, adalah cara masyarakat merawat tradisi yang telah diwariskan oleh leluhur di masa lalu. Melalui semboyan, ‘Gosimo Naro Masalano, Ngofa se Dano Mote Magare’.

Olehnya itu, dirinya berharap agar Tobo Safar diharapkan tetap dilestarikan di masa ke masa oleh genarasi-generasi saat ini dan masa yang akan datang. Selain itu diharapkan bisa menjadi media promosi kebudayaan di tingkat nasional seperti kegiatan kebudayaan lainnya.

“Namun, yang paling penting adalah bagaimana masyarakat kelurahan bisa menjaga silaturahmi dan bisa merasakan dampak sosial dan ekonomi melalui kegiatan ini,” jelasnya.

“Berhasil tidaknya pelaksanaan kegiatan ini sesungguhnya tidak terletak ada level output semata, yakni pada terselenggaranya kegiatan sesuai dengan rancana, tetapi juga pada bagaimana dampak signifikan yang dirasakan oleh masyarakat atas terselenggaranya kegiatan ini,” jelasnya, menambahkan. (Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.