Buka Kegiatan PAK, Gubernur: Membangun Kecerdasan Manusia Dibutuhkan Keseimbangan Antara Otak Kiri dan Otak Kanan

oleh -225 Dilihat
oleh

TERNATE – Asisten II Gubernur Maluku Utara (Malut), Umar Sangaji mewakili Gubernur Abdul Ghani Kasuba membuka secara resmi kegiatan sosialisasi dengan menyongsong tema “Pusat Kreativitas Anak (PAK) Maluku Utara Tahun 2019. Berlangsung di Hotel Grand Dafam, Ternate, Rabu, (16/10/2019) malam.

Gubernur Abdul Gani Kasuba dalam sambutannya yang dibacakan Asiten II, Umar Sangaji, mengatakan, untuk membangun kecerdasan manusia dibutuhkan keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan, dan untuk menyeimbangkannya sangat penting bagi pemerintah, masyarakat, orang tua dan guru agar menyediakan wadah
berkumpul yang membangun kreativitas anak hingga anak menjadi atraktif, imajinatif dan poduktif.

“Sebab, semua anak menampakan bakat alamiah sejak dini, bakat seperti kesenangan untuk mengekplorasi lebih jauh pada lingkungan tinggalnya hingga dorongan untuk meniru dan
mencoba melakukan apa yang mereka lihat di sekitar mereka,” ungkapnya.

Dikatakannya, teknologi memang dianggap perlu untuk mempersiapkan anak agar tidak gagap terhadap perkembangan dunia yang berbasis mesin, meskipun demikian dipandang perlu untuk memanfaatkan waktu anak usai menjalani pendidikan formal dengan berbagai kegiatan fisik yang membantu merangsang berbagai pertumbuhan baik motorik maupun pertumbuhan otak kanan anak.

Tujuan PKA, untuk mengembangkan kemampuan anak dalam berkreasi di berbagai bidang serta membantu meningkatkan pemanfaatan waktu luang adalah bentuk komitmen Indonesia setelah meratifikasi Konvensi Hak Anak melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990.

Menurut Gubernur, selama ini upaya pemenuhan klaster 4 Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak yaitu pemenuhan Hak Anak atas Pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya lebih menitikberatkan pada pendidikan, belum fokus dalam menyediakan fasilitas atau sarana dan
prasarana yang mendukung pemanfaatan waktu luang anak serta masih belum bebas biaya.

“Terdapat banyak cara untuk membantu mendorong kreativitas anak salah satunya adalah dengan menyediakan sarana prasarana yang tepat, membantu menstimulus dengan baik, hingga mengajarkan anak melalui metode berbeda yakni bukan dengan cara mendikte dan menekan melainkan dengan cara bermain dan praktek yang disesuaikan dengan usia anak,” jelasnya.

Sedangkan didalam masyarakat kita, kata Gubernur, PKA juga dikenal dengan nama lain seperti sanggar seni budaya, rumah belajar hingga rumah baca dan beberapa diantaranya telah menerapkan pembelajaran ramah lingkungan yang berbasis budaya.

“Di Malut, permainan tradisional anak baru saja diselenggarakan oleh Dinas PPPA Malut. Permainan seperti Kaledu, Cenge-Cenge, Sem, Boi tampurung. Mutel hingga merdeka pusa, sebagai dihadirkan kembali sebagai upaya melestarikan budaya tradisonal,” ujarnya.

“Saya barharap kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dan hendaknya para peserta dapat memanfaatkan momen ini dengan baik untuk membantu memenuhi hak anak,” ujarnya, menambahkan.

Terpisah, Elvi Hendrani Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pendidikan, Kreativitas, dan Budaya Kementerian (PPPA), mengatakan, sangat mendorong pemerintah Provinsi Malut untuk membuat PKA agar anak-anak pada waktu bermainnya tidak bermain di tempat membahayakan atau berada ditempat dalam kelompok-kelompok yang membawa mereka terperangkap pada hal-hal yang tidak baik di kedepannya.

Menurutnya, salah satu bentuk perlindungan anak yaitu ketika waktu mereka bermain dan memanfaatkan waktu luangnya. Olehnya itu kami sangat mendorong adanya pusat kreativitas anak di Malut.

“Pusat kreativitas Anak bisa terbuat dari sanggar bahkan di Ternate terdapat pos PAUD dan sebagainyayang bisa dikembangkan menjadi pusat kreativitas anak,” ujarnya.

Kata Elvi Hendrani, Malut baru terdapat satu PAK yang baru secara resmi kami terima datanya, padahal 1 itu sangat tidak mencukupi untuk menampung anak-anak.

Oleh karena itu, kami mendorong agar dengan adanya kegiatan ini 10 kabupaten kota di Malut, agar Minimal setelah kami pulang akan ditindaklanjuti oleh dinas PPPA untuk berkoordinasi dengan dinas terkait atau lembaga-lembaga yang terdapat cikal bakal kreativitas anak sehingga akan muncul kreativitas anak di kabupaten kota di Malut.

Untuk diketahui, sosialisasi ini dihadiri oleh Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pendidikan, Kreativitas, dan Budaya Kementerian (PPPA), Elvi Hendrani, beberapa kepala SKPD Lingkup Pemerintah Malut serta Narasumber dan Peserta sebanyak 70 orang dari kabupaten kota, dan dinas terkait serta sanggar belajar, sanggar seni, dan forum anak tingkat Provinsi Malut

Reporter : Adi

No More Posts Available.

No more pages to load.