Menghadapi Industri 4.0, Prodi Bahasa Indonesia STKIP Gelar Pelatihan Kewirausahaan dan Kepustakaan

oleh -243 Dilihat
oleh

TERNATE – Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kie Raha Ternate sukses melaksanakan Pelatihan Kewirausahaan dan Keperpustakawan, Jumat (6/03/20).

 

Pelatihan yang berlangsung pagi tadi dimulai pada jam 9.00 sampai 4.00 Wit seore di ruang belajar Kampus STKIP, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di STKIP Kie Raha Ternate dengan mengusung tema, “Membangun Kemampuan Kewirausahaan dan Kepustakawan Berbasis Teknologi”. Yang langsun menghadirkan dua pemateri diantaranya Iswadi Ahmad, M.Pd dan Kepala Perpustakaan STKIP Kie Raha Yuslina Nuryadin, MA.

 

“Kegiatan Enterpreneurship dan Kepustakaan merupakan pelatihan yang dilaksanakan setiap tahun, dengan harapan agar mahasiswa dibekali dengan pengetahuan

businessman dan kepustakaan dengan mengandalkan Teknologi Informasi (TI). Sebab, Tidak semua mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia akan jadi PNS, tapi mungkin ada yang jadi pengusaha, bahkan ada yang jadi pengiat literasi pustakawan. Hal ini dikatakan Yusri A. Boko, M.Pd mewakili Kaprodi kepada media ini usai melaksanakan kegiatan.

 

Harapannya, dengan menghadirkan kedua narasumber yang sudah saya sebutkan tadi diatas, tak lain dengan harapan untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa bahasa Indonesia untuk berpikir kritis. Menurutnya, berpikir kritis yang saya maksudkan adalah berpikir berbasis pada realitas (kenyataan). Sambung Yusri, persaingan semakin ketat dan kita membutuhkan ketrampilan dibidang yang lain.

 

Sementara, Iswadi Ahmad dalam pemaparannya mengataakan, Enterpreneurship bukan hanya sebagai bidang ilmu ekonomi yang sifatnya teoritik. Namun, kata Iswadi, selebihnya dari itu ilmu ekonomi membutuhkan praktik,”ucapnya dengan tegas.

 

Dia juga menyarankan agara Enterpreneurship harus di kembang melalui UKM kecil dan menengah, di kampus misalnya, mahasiswa harus diberikan bimbingan dan praktik yang endingnya bermanfaat bagi masa depan mereka. “Menjadi Enterpreneur itu berarti kita telah berkontribusi secara langsung kepada negara, “kata Iswadi yang juga kandidat doktor Universitas Malang.

 

Lanjutnya, mengapa saya katakan seperti itu, Sebab dunia usaha merupakan aset besar negara, tidak perlu takut gagal karena pengalaman merupakan guru yang paling berharga dalam kehidupan.

 

Oleh karena itu, anak muda harus bekerja keras untuk membangun masa depan bangsa, ya! Dengan cara mengembangkan usaha. Walaupun itu dengan modal yang kecil.l,”ajaknya.

 

Kepala Perpustakaan STKIP Kie Raha Yuslina Nuryadin, selaku pemateri yang kedua, dirinya memberikan banyak pandangan seputar perpustakaan untuk bagaimana memotivasi mahasiswa untuk mengenal sistem layanan di dalam perpustakaan dan masifnya teknologi.

 

Dikatakanya, Masifnya teknologi harus memberikan dampak positif kepada mahasiswa dalam mencari sumber-sumber baru. Sebab, menurut dia, layanan informasi juga menjadi penting karena saat ini kita telah masuk pada Industri 4.0, sehingga ini menjadi indikator pengembangan SDM berbasis literasi digital. (Adi)

No More Posts Available.

No more pages to load.