Tvonlinetidore.net – Pada 18 November 2020 Muhammadiyah berusia 108 tahun. Selamat Milad Muhammadiyah, selamat berdirinya organisasi pergerakan tersebut. Muhammadiyah yang dibentuk sejak 18 November 1912, kini menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan di dunia. Karena Muhammadiyah hinga kini memiliki pendukung atau pengikut tidak sedikit bahkan puluhan juta orang.
Semangat berdirinya Muhammadiyah pada umumnya yang diketahui yakni meluruskan ajaran Islam atau memurnikan. Islam yang berkembang disaat itu dinilai tidak lagi sejalan dengan ajaran islam yang sebenarnya, yang sesuai dengan Al-Qran dan al-Hadist. Sehinga Muhammadiyah melakukan gerakan pencerahan untuk memusnahkan Islam yang suda terkontaminasi dengan budaya-budaya yang tidak sesuai.
Dulu Muhammadiyah dihadapkan dengan masyarakat yang masi mempercayai mistis yang ada di pohon-pohon besar dan batu-batu. Sekarang Muhammadiyah diperhadapkan dengan Virus Covid19 atau Corona sehinga di Maluku pernah ada kejadian Telur Ayam jam 12 Malam. Dimana hal-hal mistis seperti itulah yang ditentang betul oleh Muhammadiyah dalam kalangan Islam.
Dari situlah Muhammadiyah melakukan protes. Namun protes Muhammadiyah tidak masuk sampai urusan teologi. Tetapi Protes Muhammadiyah hanya mengkritisi kebiasaan yang sudah terlanjur dilakukan oleh umat Islam saat itu yang dilihat oleh KH Ahmad Dahlan. Bukan seperti Martin Luther King memprotes Kristen Katolik di Roma. Sehingga Muhammadiyah tidak tepat samakan sebagai Islam Protestan.
Meskipun Protes Martin Luther king dengan slogan ‘Kembali ke Alkitab’ yang dimana sama seperti semangat protes Muhammadiyah yang secara revolusioner mengatakan bahwa Islam harus berani mengembalikan semuanya dimana kembali ke Al quran dan Hadits.
Protes Martin Luther tersebut sehingga seorang Luthfi Asy-Syaukani (dosen Universitas Paramadina Jakarta), tokoh Jaringan Islam Liberal berusaha untuk membanding bandingkan pemikiran Islam seperti yang ia katakan bahwa mayoritas umat Islam yang ada sekarang adalah Islam ortodoks, baik dalam wajahnya yang undamentalis maupun konservatif.
Ia berharap tidak ada Dominasi dalam ber Islam, tidak ada yang saling klaim kebenaran atau yang paling benar sehingga ajaran Islam yang sudah campur baur dengan budaya lokal masi dibenarkan oleh umat islam itu sendiri. Oleh sebab itu harus ada sebuah bentuk protes dan perlawanan terhadap dominasi itu.
Ia menambahkan bahwa Ketika kita mengatakan “bebas dari” dan “bebas untuk”, kita memposisikan diri menjadi seorang yang “protestan” yang berusaha mencari hal-hal yang baik dari warisan agama dan membuang hal-hal yang buruk.
Mengenai Islam Protestan pernah dikomentarin juga oleh Fuad Mardhatillah, Akademisi IAIN Ar Raniry, mengatakan bahwa Islam Protestan hanya sebuah varian paradigma berpikir keislaman yang dilandasi ajaran dan pesan-pesan transendental revolusi berpikir Islam. Konstruksi pemikirannya berpegang teguh pada prinsip-prinsip kemanusiaan yang adil, merdeka, dinamis, dialektis, relatif, kreatif, produktif, menghargai pluralis, terbuka, pro humanity, pro poor, pro green, dan bertanggung jawab secara sosiologis dan teologis. (Penulis : Rimbo Bugis)