Peringati HAB ke-75 Kemenag RI, MAN 1 Halteng Gelar Upacara

oleh -179 Dilihat
oleh

Weda – Upacara Peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-75 Kementerian Agama RI di Madrasah Aliyah Negeri 1 Halmahera Tengah (MAN 1 Halteng) pada Selasa, 5 Januari 2021 berlangsung aman, lancar dan penuh khidmat.

Bertindak sebagai pembina upacara Kepala Madrasah, Dr. Lasamida Kurupunda, M.Pd, Pemimpin Upacara Nadia Mursalin, pembacaan Pembukaan UUD 1945, Asia Basri, pembacaan Kode Etik Kemang RI Rakiba Hamisi, S.Pd dan pembacaan doa Jamal Sumaila, S.Pd I. Sementara peserta upacara hanya diikuti oleh warga MAN 1 Halteng karena mengedepankan prinsip-prinsip kesederhanaan dan protokol kesehatan Covid-19.

Dalam Upacara HAB Ke 75, Doktor Lasamida membacakan sambutan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas. Dalam sambutannya, Doktor Lasamida menyebutkan tentang sejarah berdirinya Kementerian Agama pada 75 tahun silam tepatnya 3 Januari 1946. Sejak dibentuk melalui usulan sejumlah tokoh ulama dalam sidang Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), Kementerian Agama yang pertama kali dipimpin oleh Menteri Agama Haji Mohammad Rasjidi telah melintasi sejarahnya yang panjang.

“Selayaknya kita berterima kasih dan mendoakan semoga amal bakti para perintis, pendiri dan pembangun Kementerian Agama mendapat ridha dari Tuhan Yang Maha Kuasa, dan kita semua diberi kekuatan dalam melanjutkan cita-cita mereka untuk kepentingan bangsa, negara dan agama,” kata Doktor.

Selain itu disampaikan pula soal tema Peringatan Hari Amal Bakti tahun ini yang mengusung tema “Indonesia Rukun”. Tema, kata Doktor lewat sambutan menteri agama bahwa sejalan dengan semangat nasional yang menempatkan kerukunan umat beragama sebagai salah satu modal bangsa ini untuk maju. Tanpa kerukunan, akan sukar menggapai cita-cita besar bangsa agar sejajar dengan bangsa lain di dunia.

Pengembangan toleransi dan kerukunan antarumat beragama merupakan karya bersama para Tokoh Agama, para Menteri Agama dan aparatur Kementerian Agama dari masa ke masa. Tanpa toleransi, tidak ada kerukunan. Toleransi dan kerukunan antarumat beragama dilakukan dengan tanpa mengusik akidah dan keimanan masing-masing pemeluk agama. Pengalaman membuktikan toleransi dan kerukunan tidak tercipta hanya dari satu pihak, sedangkan pihak yang lain berpegang pada hakhaknya sendiri. Dewasa ini, kita mengembangkan moderasi beragama, agar toleransi dan kerukunan yang sudah ada lebih mengakar di dalam kehidupan sehari-hari bangsa kita.

“Di negara yang berdasarkan Pancasila ini, tidak ada diktator mayoritas atau tirani minoritas. Dalam kaitan itu, semua umat beragama dituntut untuk saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing, dimana hak seseorang dibatasi oleh hak-hak orang lain,” jelasnya.

Dijelaskan juga bahwa Pancasila adalah ideologi pemersatu yang merangkum nilai-nilai keindonesiaan sebagai bangsa yang beragama. Sila pertama dan utama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, meneguhkan identitas nasional sebagai bangsa yang beragama dan bermoral. Komitmen religius dan moralitas menjadi barometer apakah suatu bangsa dapat menjadi bangsa yang besar atau tidak. Sejalan dengan itu, tugas dan tanggungjawab sejarah bagi seluruh bangsa Indonesia adalah mengisi negara yang ber-Ketuhanan Maha Esa ini sejalan dengan asas demokrasi dan kedaulatan rakyat. Bangsa Indonesia, dari generasi ke generasi harus bisa menjaga komitmen nasional tentang landasan bernegara di tengah dahsyatnya percaturan global di bidang geopolitik, ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi dan lain-lain.

Lebih lanjut, dalam sambutan tersebut juga Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas
mengingatkan tentang semangat Kementerian Agama baru dan semangat baru dalam mengelola Kementerian Agama. Semangat Kementerian Agama baru itu dapat diterjemahkan dengan beberapa kata kunci. Pertama adalah manajemen pelayanan dan tata kelola birokrasi yang harus semakin baik, termasuk di dalamnya pelayanan penyelenggaraan haji dan umrah, pendidikan agama dan keagamaan, serta pusat pelayanan keagamaan.

Kedua, penguatan moderasi beragama. Salah satu penekanan moderasi beragama adalah pada penguatan literasi keagamaan, budaya toleransi, dan nilai-nilai kebangsaan.

“Dan ketiga, persaudaraan, yang meliputi merawat persaudaraan umat seagama, memelihara persaudaraan sebangsa dan setanah air dan mengembangkan persaudaraan kemanusiaan,” bebernya.

Sementara itu seusai upacara HAB ke-75 dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng sebagai tanda sukur atas terlaksananya rangkain kegiatan hinga puncak acara peringatan HAB yang dilakukan oleh warga MAN 1 Halteng. (Humas)

No More Posts Available.

No more pages to load.